Selasa 28 Jul 2020 14:03 WIB

Pakistan Dorong Jamaah Beli Hewan Qurban Daring

Pembelian hewan qurban daring untuk menekan penyebaran Covid-19.

 Pakistan Dorong Jamaah Beli Hewan Qurban Daring. Warga menyaksikan derek memuat hewan kurban ke atap, menjelang festival Idul Adha di Karachi, Pakistan, 26 Juli 2020. Idul Adha adalah yang paling suci dari dua hari libur Muslim yang dirayakan setiap tahun, itu menandai Muslim tahunan naik haji untuk mengunjungi Mekah, tempat paling suci dalam Islam. Muslim menyembelih hewan kurban dan membagi daging menjadi tiga bagian, satu untuk keluarga, satu untuk teman dan kerabat, dan satu untuk orang miskin dan yang membutuhkan.
Foto: EPA-EFE/SHAHZAIB AKBER
Pakistan Dorong Jamaah Beli Hewan Qurban Daring. Warga menyaksikan derek memuat hewan kurban ke atap, menjelang festival Idul Adha di Karachi, Pakistan, 26 Juli 2020. Idul Adha adalah yang paling suci dari dua hari libur Muslim yang dirayakan setiap tahun, itu menandai Muslim tahunan naik haji untuk mengunjungi Mekah, tempat paling suci dalam Islam. Muslim menyembelih hewan kurban dan membagi daging menjadi tiga bagian, satu untuk keluarga, satu untuk teman dan kerabat, dan satu untuk orang miskin dan yang membutuhkan.

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Pihak berwenang Pakistan mendorong warga membeli hewan qurban secara daring atau setidaknya mengenakan masker saat mengunjungi pasar ternak. Pemerintah Pakistan khawatir persiapan Idul Adha dapat membalikkan penurunan angka kasus Covid-19.

Pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah tahun ini, termasuk penutupan setengah hari bisnis dan tempat umum, telah menyebabkan penurunan pelanggan pasar di Pakistan. Padahal pasar biasanya ramai di pusat-pusat kota menjelang Idul Adha, seperti di negara-negara Muslim lainnya.

Baca Juga

Pasar ternak utama di Karachi, kota terbesar di Pakistan, pada Ahad tidak terlalu ramai dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dengan hanya enam hari sebelum perayaan Idul Adha, menurut pantauan Reuters.

Pedagang ternak bernama Allah Ditta, yang menempuh perjalanan ratusan mil untuk menjual ternaknya, mengatakan kepada Reuters para pelanggannya berkurang hampir separuh. Sebagian besar pengunjung pasar ternak di Karachi mencemooh persyaratan untuk memakai masker. Banyak pengunjung yang membawa anak-anak meski hal itu dilarang pada tahun ini.

"Saya tidak mengerti tentang wabah virus corona ini. Saya belum melihat ada yang sekarat karenanya. Lihatlah di sekelilingmu: Tidak ada yang memakai masker," kata pedagang Muhammad Akram.

photo
Vendor menurunkan kambing setelah tiba di pasar yang didirikan untuk festival Muslim Idul Adha yang akan datang, di Lahore, Pakistan, Senin, 20 Juli 2020. Idul Adha, atau Pesta Qurban, adalah tanda liburan Islam yang paling penting kesediaan Nabi Ibrahim (Abraham untuk Kristen dan Yahudi) untuk mengorbankan putranya. - (AP/K.M. Chaudary)

Pakistan telah melaporkan lebih dari 270 ribu kasus Covid-19 dengan hampir 6.000 kematian. Kasus baru Covid-19 setiap hari berjumlah di bawah 1.200 pada Ahad dibandingkan puncaknya bulan lalu yang angkanya mendekati 7.000 kasus.

"Dalam empat pekan terakhir telah terjadi pelambatan yang signifikan dalam penyebaran pandemi, dengan penurunan 80 persen angka kematian," kata Menteri Kesehatan Zafar Mirza pada Ahad - tiga pekan setelah ia sendiri dinyatakan positif Covid-19.

"Terakhir pada perayaan Idul Fitri, karena pertemuan meningkat, orang-orang bepergian, dan interaksi ini menyebabkan kasus Covid-19 meningkat. Orang-orang harus menanggapinya dengan sangat serius dan bertindak secara bertanggung jawab. Ada kemungkinan kasus corona akan naik lagi, seperti di Spanyol," ujar Mizra

Sementara jumlah pengunjung pasar telah turun drastis, lebih banyak orang membayar amal hewan qurban atas nama mereka dan meminta daging qurban untuk dikirimkan kepada mereka atau menyumbangkannya kepada yang membutuhkan.

Shakil Dehelvi, sekretaris jenderal Alamgir Welfare Trust, mengatakan badan amal itu telah menerima target pemesanan qurban dua kali lebih cepat dari tahun lalu.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement