REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah pengangguran di Indonesia melonjak hingga lebih dari 10 juta orang per Juli 2020 ini. Jumlahnya naik tajam sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada Maret lalu. Seperti diketahui, berbagai pembatasan sosial yang dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 memaksa sempat menghentikan aktivitas ekonomi masyarakat.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menyebutkan, angka pengangguran bertambah 3,7 juta orang akibat pandemi Covid-19. Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2020 lalu sebanyak 6,88 juta orang. Artinya, jumlah pengangguran kini sudah melonjak menjadi 10,58 juta orang.
Ärtinya ada kenaikan 50 persen dari yang ada. Ini yang akan kita pulihkan. Bagaimana pada tahun 2021 secara bertahap hal seperti ini kita bisa atasi," Suharso usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Selasa (28/7).
Sebagai solusi untuk menciptakan kembali lapangan pekerjaan, pemerintah sudah menyiapkan sejumlah stimulus bagi pengusaha. Selain itu, pemerintah juga menggenjot belanja untuk menaikkan daya beli masyarakat. Upaya untuk menaikkan belanja pemerintah inilah yang akhirnya berimplikasi pada kenaikan defisit APBN.
Menjawab tantangan ini, akhirnya Presiden Jokowi memutuskan untuk memperlebar defisit dalam RAPBN tahun 2021 nanti menjadi 5,2 persen. Suharso menjelaksan, kenaikan defisit membuat ruang fiskal menjadi semakin lega bagi pemerintah untuk melakukan belanja.
"Kenaikan defisit akan didesain sedemikian rupa yang dapat memberikan implikasi yang positif terhadap pemulihan ekonomi. Utamanya untuk mencegah terjadinya bertambahanannya jumlah orang miskin, bertambahnya pengangguran. Itu semua akan kita cegah dengan cara seperti itu," kata Suharso.