REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Ketua Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) Mayor Jenderal Stefano Del Col telah menghubungi pasukan Lebanon dan Israel menyusul laporan terjadinya konfrontasi antara kedua pasukan di wilayah perbatasan. Seperti dilaporkan laman Jerusalem Post pada Senin (27/7), Stefano telah menyerukan Israel dan Lebanon melakukan pengekangan maksimum.
Hal tersebut guna menghindari eskalasi lebih lanjut. Sebelumnya militer Israel mengatakan terlibat pertempuran di daerah perbatasan, tepatnya di wilayah pertanian Shebaa.
Israel menyebut mereka berusaha menggagalkan upaya infiltrasi oleh pasukan Hizbullah. Pasukan Israel dilaporkan menembakkan artileri di bukit Kfarchouba. Gumpalan asap pun membubung dari daerah tersebut.
"Menyusul insiden keamanan di daerah Gunung Dov, warga (Israel) diminta untuk tinggal di rumah mereka. Segala jenis kegiatan di daerah terbuka dilarang," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Araby.
Seorang jurnalis dengan outlet media pro-Hizbullah Al-Manar mengklaim bahwa Israel melakukan serangan tidak beralasan di wilayah Lebanon pada Senin. Ia mengunggah gambar yang tampaknya menunjukkan dampak tembakan artileri.
"Kami berada di tengah-tengah peristiwa rumit," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ketika mendengar berita pertempuran di perbatasan tersebut.
Sebelumnya Netanyahu memperingatkan dia tidak akan mengizinkan Suriah atau Lebanon digunakan sebagai pangkalan untuk serangan terhadap Israel. "Kami mempertahankan kebijakan yang saya tetapkan bertahun-tahun lalu: kami tidak akan membiarkan Iran membangun dirinya di perbatasan kami. Lebanon dan Hizbullah akan bertanggung jawab atas setiap serangan terhadap kami yang datang dari Lebanon," katanya, seperti dikutip Haaretz.
Wakil Hizbullah Sheikh Naim Qassem mengatakan pihaknya akan membalas Israel karena telah membunuh personel pasukannya . Namun Hizbullah akan berhenti berperang dengan Israel. "Atmosfer tidak mengindikasikan perang. Tidak mungkin, atmosfer perang dalam beberapa bulan mendatang," kata Qassem.
Pada 2019, serangan Israel di Suriah menewaskan dua anggota Hizbullah. Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah kemudian mengancam akan melakukan pembalasan terhadap Israel.