REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Sebanyak 250 kecamatan di Provinsi Jawa Barat diizinkan kembali melakukan proses belajar mengajar secara tatap muka. Namun, aktivitas pembelajaran tersebut harus dengan menerapkan protokol kesehatan virus corona (Covid-19).
"Pembukaan sekolah dilakukan secara bertahap mulai dari SMA/SMK menyusul SMP, SD dan TK," ujar Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Selasa (28/7).
Menurut Emil, ratusan kecamatan tersebut diizinkan beroperasi karena berada ada dalam zona hijau. Selain itu, ada beberapa kecamatan sejak awal pandemik tak ada kasus Covid-19.
"Jadi, pembukaan sekolah dilakukan bukan di tingkat kabupaten/kota, melainkan tingkat kecamatan. Itu daerah tidak ada kasus. Hijau murni. Dalam perjalanan. Syarat menjadi hijau tidak ada kasus atau pernah ada kasus tapi sudah kosong selama tiga bulan," katanya.
Emil menuturkan, proses belajar mengajar secara tatap muka tidak akan langsung serentak pada seluruh tingkat pendidikan tetapi bertahap. Pembukaan dimulai dari SMA/SMK kemudian, SMP, SD dan terakhir tingkat TK.
"Didahulukan usia SMA dan SMK. Nanti setelah tujuh hari atau 14 hari, tidak masalah, nanti SMP. Kalau SMP terkendali baru masuk ke SD dan TK," katanya.
Emil menambahkan, pembukaan sekolah tersebut tidak hanya karena kecamatan dalam zona hijau tetapi juga desakan dari orang tua proses belajar mengajar tatap muka segera digelar.
"Orang tua ribuan yang komplain. Tapi tidak bisa mengiyakan tanpa ada kajian yang membuat kita yakin dalam kondisi pengendalian yang benar," katanya.