REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia menerima secara resmi bantuan ventilator dari Pemerintah Amerika Serikat (AS), Selasa (28/7). Penyerahterimaan simbolis dilakukan di Jakarta disaksikan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan kuasa hukum Ad interim Kedutaan Besar AS Heather Variava.
Dalam sambutannya, Variava mengatakan, bahwa ventilator itu adalah pemberian dari rakyat AS kepada Indonesia. Ventilator yang tiba pada tahap pertama ini berjumlah 100 unit. Sementara, jumlah ventilator yang akan dikirimkan seluruhnya ada 1.000 yang dikirim secara bertahap hingga Agustus.
"Seratus ventilator yang kami kirimkan hari ini akan memberikan Indonesia fleksibilitas yang lebih besar dalam merawat pasien-pasien Covid-19," ujar Heather Variava pada penyerahan simbolis yang disiarkan langsung secara daring, Selasa (28/7).
Ventilator itu dikirim oleh USAid dan dibuat oleh Vyaire Medical asal Chicago. "Terima kasih kepada semua pihak natas kerja sama dan kolaborasi ini," ujarnya.
Sementara itu, Menlu Retno atas nama Rakyat dan Pemerintah Republik Indonesia menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah AS. Menurutnya, kolaborasi itu tertuang dari pembicaraan para presiden kedua negara.
"Kami di sini menyaksikan betapa kemitraan dan kolaborasi sangat penting dalam menangani Covid-19. Ini adalah realisasi nyata dari panggilan telepon antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden RI Joko Widodo pada 24 April lalu," ujar Retno dalam kesempatan yang sama, Selasa.
Retno mengatakan, pandemi telah memicu tantangan global yang belum pernah terjadi sebelumnya sehingga diperlukan pendalaman urgensi soal tanggapan kolektif. Menurutnya, tidak ada negara yang dapat mengalahkan virus corona sendirian.
Sejak awal pun Kementerian Luar Negeri RI telah memfasilitasi koordinasi dan komunikasi yang erat dengan semua pemangku kepentingan terkait mengenai persiapan, pengaturan teknis, dan aspek logistik.
"Saya ingin menggarisbawahi bahwa acara serah terima ini telah memberi kami dua pelajaran penting. Pertama penyerahan ventilator adalah contoh nyata kolaborasi untuk mengatasi pandemi. Respons kolektif adalah kunci untuk mengatasi tantangan global sebesar ini. Kedua, Saya berharap kerja sama Indonesia-AS tidak berhenti sampai di sini," ujarnya.
Pemerintah Indonesia juga berharap ke depannya kedua negara akan terus memperkuat kemitraan strategis. Tidak hanya untuk mengurangi Covid-19, melainkan juga untuk memberikan dukungan bagi tata kelola kesehatan regional dan global.
"Dalam hal ini, kedua negara akan bekerja keras untuk meningkatkan kerja sama dalam berbagai aspek seperti penyediaan pasokan medis serta kerja sama ekonomi dan investasi pasca-pandemi termasuk dalam industri farmasi," ujar Menlu Retno.
"Jadi dengan berdiri bersatu, kita pulih lebih kuat dan berhasil dalam solidaritas," ujarnya menambahkan.