REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Sebanyak 15 masjid terpilih di beberapa negara bagian Malaysia akan menggunakan kandang penyembelihan hewan qurban berjalan (mobile slaughter cages) pada Hari Raya Idul Adha yang dimulai Jumat (31/7) mendatang. Kandang penyembelihan berjalan itu dikembangkan oleh Yayasan Inovasi Malaysia (YIM).
Wakil Menteri Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Inovasi (MOSTI) Ahmad Amzad Hashim mengatakan kandang tersebut diperkenalkan untuk memfasilitasi kepatuhan pada Prosedur Operasi Standar (SPO) setelah pandemi Covid-19. Untuk saat ini, kandang tersebut akan digunakan di 10 masjid di Wilayah Federal.
Sisanya akan digunakan di beberapa negara bagian lain, termasuk Johor, Terengganu, dan Negeri Sembilan. "Kita dapat melakukan perbaikan pada sistem ini. Insya Allah (penggunaan kandang itu) akan menerima respons yang baik dari negara-negara bagian tersebut," katanya kepada wartawan setelah acara penyerahan kandang pemotongan hewan di Masjid Wilayah Federal di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (27/7), dilansir di Bernama.
Sebelumnya, demonstrasi cara penggunaan kandang dilakukan untuk perwakilan dari masjid-masjid terpilih. Ahmad Amzad mengatakan kandang yang terbuat dari baja itu masing-masing dihargai senilai 25 ribu ringgit atau sekitar Rp 85,2 juta.
Penggunaan kandang pemotongan berjalan itu akan membuat kegiatan penyembelihan lebih mudah dan lebih terorganisir. Di samping itu, akan memfasilitasi praktik jarak sosial yang aman dan meminimalkan beban kerja menjadi hanya tiga orang.
"Tidak mudah memperkenalkan inovasi yang mengubah cara penyembelihan yang biasa. Ketika pandemi terjadi, ada kebutuhan untuk mencari metode terbaik yang akan memungkinkan kita untuk mematuhi SOP yang ditetapkan oleh pemerintah," kata Ahmad.