REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Irwan Prayitno, optimistis gelombang kedua Covid-19 tidak terjadi di Sumbar. Menurutnya saat ini penyebaran Covid-19 di Sumbar sudah terkendali dengan baik. Meski masih ada penambahan, tetapi tidak lagi banyak
"Proses tracing dan tracking tidak boleh dilonggarkan, harus tetap maksimal seperti sekarang agar tidak terjadi gelombang kedua Covid-19," katanya di Padang, Selasa (28/7).
Irwan mengatakan, tracing menyeluruh adalah kata kunci utama. Jika tracing dilonggarkan maka potensi penyebaran makin besar dan kekhawatiran akan datangnya gelombang kedua COVID-19 bisa terjadi.
"Misalnya, jika ada warga positif COVID-19, proses tracing (pelacakan) hanya dilakukan pada satu atau dua orang keluarga saja, tidak menyeluruh pada semua orang yang kemungkinan kontak dengan warga terkonfirmasi itu. Ini yang bisa menjadi bibit gelombang kedua itu," katanya.
Selain tracing, untuk memutus rantai penularan COVID-19, Sumbar juga melaksanakan pengujian (testing), isolasi (isolation) dan perawatan (treatment)yang dilakukan secara masif. Sumbar juga beruntung memiliki Laboratorium Biomedik dari Fakultas Kedokteran Unand yang bisa memeriksa sampai dengan 2.500 lebih spesimen tes usap per hari.
Sementara itu juru bicara COVID-19 Sumbar, Jasman, mengatakan, hari ini ada penurunan jumlah daerah zona hijau di Sumbar dari enam menjadi lima daerah. Kemarin ada enam daerah zona hijau, yaitu Kabupaten Pasaman, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Solok Selatan, Mentawai dan Kota Sawahlunto.
"Hari ini jadi lima daerah karena di Sawahlunto terkonfirmasi satu warga positif COVID-19 sehingga masuk zona kuning," ujarnya.