REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Pengendalian Penyakit Kelas I Palembang akan melakukan uji usap mulai Agustus 2020 untuk membantu jaringan laboratorium di Sumatra Selatan dalam memeriksa sampel swab para suspek dan pasien COVID-19 yang terus bertambah.
Juru Bicara Satgas COVID-19 Sumsel, Yusri, Selasa (28/7), mengatakan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit (BTLK PP) Palembang sedang menjalani pra uji usap (swab) sambil menunggu izin Litbangkes Jakarta untuk legalisasi hasil pemeriksaan.
"Alat dan sumber daya manusianya sudah siap, untuk reagen juga rencananya kami bantu suplai, ya mudah-mudahan awal Agustus sudah terima SK nya dan bisa running," ujarnya.
Menurut dia BTKL PP Palembang akan memiliki kapasitas pemeriksaan swab 80 - 100 sampel dengan metode PCR, cukup untuk membantu dua jaringan laboratorium nasional lainnya di Sumsel, yakni RSUP Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang.
Izin dari Litbangkes Jakarta amat penting untuk menjamin legalitas hasil pemeriksaan, kata dia, sebab pemeriksaan di luar jaringan laboratorium nasional tidak akan dimasukkan ke database Dinkes Sumsel meskipun secara kemampuan akurat memeriksa swab.
Saat ini jumlah swab di Sumsel yang diterima mencapai 1.200 sampel perhari, sementara kemampuan pemeriksaan di BBLK Palembang dan RSMH Palembang baru 500-600 sampel perhari dan memakan waktu tunggu dua - tiga hari.
"Karena di seluruh kabupaten/kota masih melakukan pelacakan kasus, apalagi sekarang ada kecenderungan munculnya klaster-klaster perkantoran dan instansi," tambahnya.
Selain BTKL PP Palembang, RSUD Provinsi Siti Fatimah di Kota Palembang juga tengah mengusulkan untuk masuk jaringan laboratorium nasional dalam pemeriksaan swab COVID-19 dengan kemampuan periksa 100-150 sampel perhari.
"Selama ini mereka pakai metode TCM, sekarang sudah bisa PCR dan menunggu izin dari Litbangkes," kata Yusri menambahkan. Sementara itu kasus positif COVID-19 di Sumsel mencapai 3.275 orang per 27 Juli, 1.690 kasus diantaranya telah dinyatakan sembuh dan 154 kasus meninggal dunia.