REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) Jin Liqun menekankan Indonesia harus mengkembangkan dan meningkatkan pembangunan di sektor yang terkait dengan konektivitas, pembangunan perkotaan, dan energi. Jin Liqun mengatakan Indonesia memiliki banyak hal untuk pembangunan berkelanjutan, terutama melalui peningkatan konektivitas, energi, dan pembangunan perkotaan.
“Indonesia adalah negara yang membutuhkan konektivitas di antara semua pulau. Sangat penting bagi kami untuk melakukan upaya meningkatkan konektivitas di Indonesia,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (28/7).
Jin Liqun mengatakan pihaknya kembali mendukung Indonesia melaluipembiayaan untuk pengembangan infrastruktur. Ia menyatakan untuk saat ini bantuan AIIB kepada Indonesia diprioritaskan untuk pembiayaan dalam rangka mengatasi dampak pandemi Covid-19.
“Kami akan dapat kembali ke bisnis normal sesegera mungkin. Pada saat ini kami bekerja dengan pemerintah untuk mengatasi Covid-19 dengan memberikan Indonesia dukungan anggaran,” katanya.
Menurutnya, Indonesia memiliki prospek yang bagus dalam mengembangkan proyek infrastruktur. Dia akan mengerahkan seluruh sumber daya untuk memberikan dukungan.
“Kami sangat fokus pada proyek infrastruktur di Indonesia. Kami percaya ada prospek yang bagus bagi kami untuk bekerja sama dan kami akan mengerahkan semua jenis sumber daya untuk melakukannya,” katanya.
Jin Liqun juga berencana akan mengajak konsultan lokal dalam mengembangkan proyek infrastruktur baru di Indonesia.
“Kami selalu menikmati bekerja dengan orang Indonesia, baik pemerintah maupunsektor swasta,” ujarnya.
Vice President and Chief Administration Officer AIIB, Luky Eko Wuryanto, mengatakan tiga sektor yaitu konektivitas, pembangunan perkotaan, dan energi merupakan satu kesatuan.
“Konektivitas itu tentunya transportasi. Kalau yang terkait urban development itu biasanya juga menyangkuttransportasi danenergi,” katanya.
Luky menyatakan energi dan transportasi merupakan sektor yang mendominasi permintaan pinjaman dari negara-negara anggota, hampir 70 persen.
“Kalau di Indonesia urban development itu termasuk juga pinjaman yang diberikan kepada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika,” ujarnya.