Rabu 29 Jul 2020 07:40 WIB

PM Inggris Peringatkan Gelombang Kedua Wabah Corona di Eropa

Inggris mengkarantina pengunjung dari Spanyol selama 14 hari

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson
Foto: ANDREW PARSONS/DOWNING STREET/EPA-EFE
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan ada tanda-tanda 'gelombang kedua' wabah virus corona di Eropa. Ia membela keputusannya untuk mengkarantina pengunjung dari Spanyol selama 14 hari.

Johnson mengatakan pemerintah harus 'bergerak cepat' dan mengisyaratkan tindakan lebih lanjut terhadap negara lain bila diperlukan. Tapi maskapai Jet2 mengatakan informasi dari pemerintah kerap 'kontradiktif dan sering hanya sedikit dan tidak ada pemberitahuan sebelumnya'.

Baca Juga

Sebelumnya, Perdana Menteri Spanyol mengatakan keputusan Inggris mengubah peraturan untuk Spanyol 'tidak adil'. Pedro Sanchez mengatakan wisatawan yang pergi ke sebagian wilayah Spanyol akan lebih aman dari virus corona dibandingkan di Inggris.

Sementara, Jerman melarang perjalanan ke tiga wilayah Spanyol. Johnson mengatakan semuanya tergantung individu bila mereka memutuskan apakah ingin mengambil risiko selama pandemi.

"Itu keputusan keluarga, keputusan individu, tentang kemana mereka ingin pergi," kata Johnson seperti dilansir dari BBC, Rabu (29/7).

Inggris melarang semua perjalanan tidak esensial ke Spanyol termasuk Pulau Balearic dan Canary. Mereka juga menghapus Spanyol dan pulau-pulau itu dari negara yang dikecualikan dalam kewajiban karantina selama 14 hari.

"Apa yang harus kami lakukan adalah bergerak cepat dan aksi mengambil aksi yang menentukan yang mana kami pikir risiko mulai menggelembung lagi, mari memperjelas apa yang terjadi di Eropa, di sebagian rekan Eropa kami, saya takut Anda mulai melihat di beberapa tempat tanda-tanda gelombang kedua pandemi," kata Johnson selama mengunjungi Nottinghamshire.

Inggris melaporkan 119 kasus kematian terkait virus corona hingga total pasien Covid-19 di Inggris yang meninggal dunia menjadi 45.878 orang. Tapi jumlah kasus kematian biasanya lebih tinggi pada Selasa, sebab laporan kasus kematian di akhir pekan baru dilaporkan di hari kerja. Sementara itu, jumlah kasus positif di seluruh Inggris bertambah 581, beberapa hari terakhir angka kasus baru terus berkurang.

Surat kabar Daily Telegraph bertanya pada Johnson apakah masa karantina selama 14 hari dapat dikurangi. Perdana menteri itu menjawab pemerintah selalu berusaha memitigasi dampak karantina.

"Pada saat ini Anda harus mematuhi pedoman yang telah kami berikan, kini kami juga telah memberi pedoman  mengenai Spanyol dan sejumlah tempat lainnya di seluruh dunia," kata Johnson.

Mengenai pemotongan masa karantina selama 14 hari, Menteri Transportasi Baroness Vere of Norbiton mengatakan pemerintah mencari berbagai opsi, salah satunya 'memeriksa pengunjung di hari tertentu' setelah mereka tiba. Dalam sebuah pertemuan di House of Lords, Vere mengatakan Kementerian Transportasi juga  'sedang mempertimbangkan' gagasan untuk melarang perjalanan dari wilayah tertentu dibandingkan seluruh negara.

Sumber dari industri pariwisata mengatakan pemerintah hampir mendukung rencana memeriksa pengunjung dari negara berisiko tinggi dua kali, sehingga pengunjung yang dites negatif dua kali dapat meninggalkan karantina kurang dari 14 hari. Johnson mengatakan jika Inggris melihat adanya gelombang kedua di negara lain, sudah menjadi tugas pemerintah untuk menghentikan wisatawan pulang dan menyebar virus.

"Vital ketika orang-orang pulang dari luar negeri, jika mereka pulang dari tempat yang saya khawatirkan mengalami wabah kedua, mereka harus dikarantina, itulah mengapa kami mengambil tindakan yang telah kami lakukan dan akan kami lanjutkan," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement