Rabu 29 Jul 2020 08:50 WIB

Lelang SUN Lampaui Target, Kemenkeu: Investor Masih Percaya

Incoming bids melampaui target indikatif dan terjadi kelebihan permintaan 3,6 kali.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) Deni Ridwan menilai, kepercayaan investor terhadap Surat Utang Negara (SUN) masih baik. Hal ini diindikasikan dari permintaan yang masuk (incoming bids) pada lelang SUN pada Selasa (28/7).
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) Deni Ridwan menilai, kepercayaan investor terhadap Surat Utang Negara (SUN) masih baik. Hal ini diindikasikan dari permintaan yang masuk (incoming bids) pada lelang SUN pada Selasa (28/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) Deni Ridwan menilai, kepercayaan investor terhadap Surat Utang Negara (SUN) masih baik. Hal ini diindikasikan dari permintaan yang masuk (incoming bids) pada lelang SUN pada Selasa (28/7).

Dalam pelaksanaan lelang terakhir, incoming bids melampaui target indikatif dan terjadi kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 3,6 kali. "Ini menandakan, investor semakin percaya dengan SUN kita," tutur Deni dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Rabu (29/7).  

Baca Juga

Tercatat, incoming bids lelang SUN kemarin yang dilakukan melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI) mencapai Rp 72,78 triliun. Nilai terbesar terjadi pada tenor 10 tahun, yakni Rp 21,36 triliun atau 29,34 persen dari total penawaran.

Sementara itu, yang dimenangkan adalah sebesar Rp 22 triliun dari target indikatif Rp 20 triliun. "Hal ini dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas pemerintah yang masih cukup memadai," kata Deni.

Deni mengatakan, salah satu hal yang mempengaruhi incoming bids lelang adalah lain likuiditas perbankan nasional yang masih tinggi. Hal ini dikarenakan masih relatif terbatasnya permintaan kredit.

Selain itu, adanya peningkatan partisipasi asing pada lelang, yakni Rp 12,71 triliun atau sebesar 12,47 persen dari total incoming bids. Dengan kondisi tersebut, pemerintah berhasil memperoleh yield tertimbang rata-rata yang lebih rendah dibandingkan lelang sebelumnya.

Di antaranya untuk tenor lima tahun yang kini berada di level 5,94 persen, dari sebelumnya 6,29 persen. Selain itu, SUN tenor 20 tahun mencatatkan yield 7,40 persen, dari 7,56 persen pada lelang sebelumnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement