REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) tuding badan intelijen Rusia menyebarkan informasi yang salah mengenai pandemi virus Corona. Dua orang Rusia yang merupakan pejabat senior dalam badan intelijen militer Moskow atau yang dikenal sebagai GRU telah bertanggung jawab atas penyebaran disinformasi kepada warga Amerika dan negara Barat.
Pejabat pemerintah AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, intelijen Rusia menggunakan tiga situs berbahasa Inggris untuk menyebarkan informasi hoaks mengenai pandemi virus Corona. Pejabat itu mengatakan, antara akhir Mei dan awal Juli salah satu website yang diduga dibuat oleh intelijen Rusia telah menerbitkan 150 artikel hoaks tentang virus korona.
Di antara tajuk utama yang menarik perhatian para pejabat AS adalah sebuah artikel yang berjudul "Russia’s Counter Covid-19 Aid to America Advances Case for Détente". Artikel itu menuliskan bahwa Rusia telah memberikan bantuan mendesak dan substansial kepada AS untuk memerangi pandemi.
Pejabat AS menggambarkan informasi hoaks yang disebarkan oleh Rusia merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengedepankan narasi palsu dan menyebabkan kebingungan.
Tiga situs website Rusia yang diselidiki oleh AS yakni InfoRos.ru, Infobrics.org, dan OneWorld.press. Ketiga situs tersebut diduga menyebarkan informasi hoaks mengenai pandemi yang bertujuan mempromosikan anti-Barat. Selain mengangkat isu virus Corona, ketiga situs website itu juga menerbitkan artikel pada politik global dan isu-isu mengenai AS.
Pejabat AS telah mengidentifikasi dua orang yang diyakini berada di belakang operasi situs website tersebut. Mereka adalah Denis Valeryevich Tyurin dan Aleksandr Gennadyevich Starunskiy. Keduanya telah memegang peran kepemimpinan di InfoRos tetapi juga pernah bertugas di unit GRU yang berspesialisasi dalam intelijen psikologis militer. Hubungan InfoRos dan One World dengan Rusia telah menarik perhatian dari analis disinformasi Eropa.
Pada 2019, satuan tugas Uni Eropa yang mempelajari kampanye disinformasi mengidentifikasi One World sebagai tambahan untuk menyebarkan disinformasi yang berbasis di Moskow. Gugus Tugas Uni Eropa mencatat bahwa konten One World sering menggemakan agenda negara Rusia tentang berbagai masalah termasuk perang di Suriah.
Sebuah laporan yang diterbitkan bulan lalu oleh organisasi non-pemerintah, EU DisinfoLab yang berbasis di Brussels, meneliti hubungan antara InfoRos dan One World dengan intelijen militer Rusia. Para peneliti mengidentifikasi petunjuk teknis antara situs web mereka ke Rusia dengan koneksi keuangan antara InfoRos dan pemerintah.
"InfoRos berkembang di zona abu-abu, tempat kegiatan informasi reguler dicampur dengan tindakan yang lebih kontroversial yang mungkin sangat terkait dengan operasi informasi negara Rusia," ujar laporan tersebut.
Pengungkapan ini terjadi ketika penyebaran disinformasi mengenai pandemi virus Corona semakin merebak jelang pemilihan presiden AS pada November mendatang. Pejabat AS berusaha menghindari terulangnya peristiwa ketika pemilihan presiden 2016 saat Rusia meluncurkan kampanye media sosial rahasia dengan memecah belah publik Amerika.
Kepala kontraintelijen pemerintah AS memperingatkan bahwa tidak menutup kemungkinan Rusia akan melakukan hal yang sama. Para pejabat AS tidak mengatakan apakah penyebaran hoaks tentang pandemi berkaitan dengan pemilihan presiden. Namun beberapa artikel tampak memojokkan Joe Biden.