Rabu 29 Jul 2020 14:00 WIB

Andrea Bocelli 'Tersinggung' dengan Aturan Jaga Jarak Sosial

Andrea Bocelli kini malah mengajak rang menolak aturan jaga jarak sosial.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Penyanyi opera Italia Andrea Bocelli pada 26 Mei menyumbangkan plasma darahnya setelah sembuh dari Covid-19.
Foto: EPA
Penyanyi opera Italia Andrea Bocelli pada 26 Mei menyumbangkan plasma darahnya setelah sembuh dari Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi opera Italia Andrea Bocelli merasa "terhina dan tersinggung" dengan kebijakan jarak sosial yang diberlakukan negaranya karena virus corona. Ia seolah tahanan rumah akibatnya.

"Aku tak bisa meninggalkan rumah meskipun aku tidak melakukan kejahatan,” kata Bocelli dilansir di BBC, Selasa (28/7).

Baca Juga

Tak hanya mengeluhkan kebijakan itu, Bocelli mengakui dirinya tak mematuhi aturan jarak sosial. Bahkan, dia meyakini tingkat keparahan pandemi tak berlebihan di negaranya.

Komentarnya itu jelas mengejutkan banyak orang, karena dia menjadi simbol persatuan untuk kebijakan jarak sosial. Pada perayaan Paskah, Bocelli bernyanyi sendirian di katedral Milan untuk pertunjukan solo yang disiarkan secara langsung bertajuk Music for Hope.

Bocelli membuat pernyataan di sebuah konferensi di Senat Italia yang dihadiri politisi oposisi, termasuk Matteo Salvini, pemimpin partai Liga sayap kanan. Salvini menyerang pemerintahan Perdana Menteri (PM) Giuseppe Conte atas penanganan krisis kesehatan di Italia.

Kebijakan karantina mandiri untuk jarak sosial di Italia mulai berlaku pada awal Maret. Kebijakan itu berkurang secara bertahap selama beberapa bulan berikutnya.

Selama berbicara secara publik dalam bahasa Italia, Bocelli mengatakan tidak mematuhi aturan jarak sosial. Dengan alasan membutuhkan sinar matahari dan vitamin D, pria berusia 61 tahun itu juga mengajak warga negara lain menolak mengikuti aturan jarak sosial itu.

“Karena aku tidak berpikir (kebijakan) itu benar dan sehat untuk tinggal di rumah pada usiaku ini,” ujar Bocelli yang telah mendonorkan plasma darahnya untuk terapi bagi pasien Covid-19 yang parah.

Menurut Bocelli, tak ada yang tahu siapa orang yang mendapat perawatan intensif karena wabah corona. Karena itu, dia mengajak orang menolak aturan itu dan tetap beraktivitas, bergerak, berbicara satu sama lain.

Bocelli juga mengekritik pendekatan pemerintah Italia untuk membuka kembali sekolah dengan kebijakan penggunaan pembatas plexiglass. Sementara sekolah cepat ditutup, tapi pada waktu bersamaan klub malam cepat buka. Kondisi itu, menurut dia, membuat anak-anak muda kebingungan.

Sejak mengeklaim komentarnya disalahpahami, Bocelli mengatakan, yayasannya telah membantu banyak orang yang terinfeksi virus corona. Aturan karantina mandiri dan jaga jarak sosial di Italia menjadi regional sekarang. Namun, penggunaan masker wajah wajib di transportasi umum dan toko-toko serta jarak sosial satu meter berlaku di ruang publik.

Bioskop dan ruang konser sudah bisa buka dengan maksimal 200 penonton untuk acara dalam ruangan, dan 1.000 orang untuk area luar ruangan. Lebih dari 35 ribu warga negara Italia meninggal karena virus corona.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement