Rabu 29 Jul 2020 15:27 WIB

Sultan Kembali Tegaskan Pariwisata DIY Belum Dibuka Penuh

Sultan mengatakan risiko gelombang kedua Covid-19 harus dihindari.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Fuji Pratiwi
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan HB X memberikan keterangan pers di Kepatihan, Yogyakarta. Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X kembali menegaskan sektor pariwisata belum dibuka secara penuh di seluruh kabupaten dan kota di DIY.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan HB X memberikan keterangan pers di Kepatihan, Yogyakarta. Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X kembali menegaskan sektor pariwisata belum dibuka secara penuh di seluruh kabupaten dan kota di DIY.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X kembali menegaskan sektor pariwisata belum dibuka secara penuh di seluruh kabupaten dan kota di DIY. Saat ini, sektor pariwisata di DIY masih dalam tahap uji coba pembukaan secara terbatas dan bertahap.

Sultan mengatakan, pertumbuhan perekonomian DIY menurun selama pandemi Covid-19. Sehingga, pertumbuhan ekonomi ini harus mulai digalakkan, terutama di sektor pariwisata.

Baca Juga

Namun, risiko untuk membuka sektor pariwisata secara luas di tengah pandemi ini sangat besar. Ia menegaskan, pembukaan sektor pariwisata jangan sampai menimbulkan gelombang kedua penyebaran Covid-19 di DIY.

"Untuk masalah ekonomi ini, kami belum bersedia membuka sektor pariwisata secara luas. Risiko-risiko semacam ini yang kita hindari agar tidak repot di belakangnya," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (28/7).

Untuk itu, ia meminta kepada seluruh pemerintah kabupaten dan kota di DIY agar membuka sektor pariwisata secara bertahap. Tentunya, pembukaan sektor pariwisata ini harus diiringi dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin.

"Silakan kalau mau buka, tapi secara bertahap. Saya berharap bisa dilihat relevansinya," ujar Sultan.

Ia menuturkan, risiko gelombang kedua penyebaran Covid-19 di DIY harus diminimalisasi. Sebab, wisatawan tidak hanya warga DIY, tapi wisatawan dari luar DIY juga sudah mulai berdatangan.

Terlebih, saat ini kasus positif di DIY masih terus bertambah. Sebagian besar dari kasus tersebut merupakan kasus impor yang memiliki riwayat perjalanan dari luar DIY.

"Kalau sudah aman, nyaman dan masyarakat terdidik dengan lebih baik, baru nanti kita perluas lagi (pembukaan pariwisata)," kata Sultan menjelaskan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement