REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI - Pemerintah India kembali memblokir banyak aplikasi asal China, Rabu (29/7). India juga dilaporkan tengah meninjau ratusan aplikasi lain dari perusahaan-perusahaan China yang terkenal dengan alasan masalah keamanan data, privasi nasional, dan mengingat ketegangan hubungan antara kedua negara belakangan.
Seorang pejabat di Kementerian Elektronika dan Teknologi Informasi India mengatakan kepada CNN Business bahwa pemerintah India melarang 47 aplikasi tambahan dengan alasan yang sama dengan 59 aplikasi lain yang telah diblokir bulan lalu. Alasan yang dimaksud yakni alasan keamanan nasional. Aplikasi yang masuk dalam larangan awal bulan lalu adalah beberapa aplikasi China terkemuka seperti TikTok yang sangat populer.
Varian aplikasi kali ini kemungkinan akan mencakup versi yang lebih ringan yang dirancang untuk ponsel cerdas tingkat pemula dengan memori terbatas.
"Meskipun keputusan didasarkan pada fakta bahwa aplikasi baru adalah klon dari aplikasi yang sebelumnya dilarang, kami percaya bahwa ini menandakan niat yang kuat dari sudut pandang pemerintah India tentang sikap mereka tentang keamanan data dan privasi," kata Tarun Pathak, associate director di Counterpoint Research seperti dikutip laman CNN, Rabu.
"Ini pasti akan membuka banyak diskusi tentang aplikasi lain juga," ujarnya menambahkan.
Pada Senin lalu, media India melaporkan bahwa pemerintah Narendra Modi tengah meninjau lebih dari 250 aplikasi lain, termasuk game mobile populer Player Unknown's Battlegrounds (PUBG) yang diterbitkan oleh Tencent (TCEHY) dan AliExpress, platform belanja dari Alibaba (BABA). PUBG adalah game seluler teratas oleh pengguna aktif bulanan di India tahun lalu.
Langkah-langkah tersebut adalah tanda terbaru kemunduran dalam hubungan India-China. Pekan lalu, India membatasi negara-negara tetangga dari penawaran pada kontrak publik, mengutip alasan pertahanan India dan keamanan nasional.
Pembatasan itu berisi pengecualian untuk Bangladesh, Myanmar dan Nepal, dan sebagian besar dianggap ditujukan untuk China. Ketegangan geopolitik antara kedua negara terus meningkat setelah bentrokan perbatasan yang mematikan bulan lalu menewaskan sedikitnya 20 tentara India.
Banyak warga India menyerukan pemboikotan barang dan jasa asal China, terutama dari industri teknologi dominan China. Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan Beijing menyerukan India untuk melindungi hak-hak sah dan kepentingan investor internasional, termasuk perusahaan-perusahaan China.