Rabu 29 Jul 2020 17:40 WIB

Pengamat: Ubah Hagia Sophia, Turki Diuntungkan Situasi Luar

Turki diuntungkan dari kondisi Eropa yang sedang hadapi pandemi.

Red: Teguh Firmansyah
Sebuah pemandangan pada lukisan dinding Hagia Sophia yang ditutup dengan tirai setelah salat Jumat saat upacara pembukaan resmi Hagia Sophia sebagai masjid di Istanbul, Turki, 24 Juli 2020.
Foto: EPA-EFE/TOLGA BOZOGLU
Sebuah pemandangan pada lukisan dinding Hagia Sophia yang ditutup dengan tirai setelah salat Jumat saat upacara pembukaan resmi Hagia Sophia sebagai masjid di Istanbul, Turki, 24 Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai mengalihkan status Hagia Sophia dari museum menjadi masjid pada awal bulan Juli, Turki dianggap berada pada posisi yang cukup menguntungkan dalam konteks politik internasional. Tidak ada tekanan yang berarti dari internasional terkait sikap Turki.

Menurut pengamat dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam. Ahmad Khoirul Umam, dalam seminar virtual terkait Hagia Sophia dan relasi internasional yang digelar pada Rabu, Turki diuntungkan oleh beberapa fenomena, termasuk krisis Covid-19 dan pemilu AS.

Baca Juga

"Turki sekarang mencoba menggunakan prinsip non-interference di dalam kerja-kerja diplomasi untuk mengamankan kepentingan nasional dari intervensi negara maupun organisasi multilateral," ujar Umam, sapaan akrabnya.

Tak lama setelah Presiden Turki Tayyip Erdogan mengumumkan peralihan status Hagia Sophia, Yunani--dengan latar belakang masyarakat Kristen Ortodoks--bereaksi keras dan menyebutnya sebagai tindakan "tak perlu dan picik".