REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Menteri Energi Filipina Alfonso Cusi menyatakan pemerintah telah mengambil langkah besar untuk memanfaatkan tenaga nuklir, Rabu (29/7). Keputusan tersebut diambil setelah Presiden Rodrigo Duterte membentuk panel antar-lembaga untuk mempelajari penerapan kebijakan energi nuklir secara nasional.
Ketika permintaan listrik melonjak selama bertahun-tahun, Cusi menganjurkan penggunaan tenaga nuklir untuk mengisi pasokan listrik. Meskipun, keputusan ini dibarengi dengan adanya kekhawatiran publik atas keselamatan keberadaan reaktor nuklir di negara yang sering dilanda bencana alam itu.
Tenaga nuklir dipandang sebagai jawaban potensial untuk masalah atas pasokan tidak tetap dan biaya listrik tertinggi di Asia Tenggara. Namun, Duterte belum menyatakan dukungan penuh untuk proposal Cusi atas pengembangan nuklir tersebut.
Namun dalam perintah eksekutif 24 Juli dan dipublikasikan pada Rabu, Duterte membentuk sebuah komite untuk melakukan penelitian. Langkah ini mengindikasikan keterbukaan untuk menghidupkan kembali ambisi energi nuklir di negara itu.