Rabu 29 Jul 2020 23:23 WIB

Wali Kota Arahkan Sekolah Ajarkan Tanaman Herbal

Sekolah diminta mengembangkan kurikulum pengajaran tentang tanaman herbal

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Wali Kota Malang Sutiaji
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Wali Kota Malang Sutiaji

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wali Kota Malang, Sutiaji mengarahkan sekolah mengembangkan kurikulum pengajaran tentang tanaman herbal. Hal ini diungkapkan saat melakukan peninjauan ke sekolah tangguh Covid-19, SMA Negeri 5 Kota Malang.

Sutiaji mengatakan, penekanan herbal ini diperlukan karena tanaman tersebut bisa meningkatkan imunitas tubuh. Dengan kata lain, mengonsumsi herbal bisa menangkal Covid-19 di tubuh manusia. "Ini artinya, negara kita memiliki potensi dan kearifan lokal tersendiri," kata Sutiaji di SMA Negeri 5 Kota Malang, Rabu (29/7).

Pemahaman tanaman herbal sebagai suplemen imunitas tubuh harus disosialisasikan dalam gerakan secara masif. Menurut Sutiaji, pengetahuan ini bisa diberikan melalui pendidikan di sekolah.

Saat ini kasus positif Covid-19 di Kota Malang mencapai 600 orang, Rabu (29/7). Sekitar 51 pasien positif telah meninggal dan 309 orang dinyatakan sembuh. Sementara untuk 240 pasien lainnya masih dalam perawatan dan isolasi sampai sekarang.

Adapun total Pasien dalam Pengawasan (PDP) di Kota Malang sebanyak 629 orang. Dari jumlah tersebut, 60 PDP meninggal, 256 orang telah sehat sedangkan lainnya masih dalam pengawasan. Untuk jumlah Orang dalam Pemantauan (ODP) sekitar 1.096 dengan angka kematian dua jiwa.

Sebelumnya, Kota Malang sempat melaksanakan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 30 Mei lalu. Penyelenggaraan kebijakan bersama Kota Batu dan Kabupaten Malang ini disepakati hanya satu putaran. Saat ini ketiga daerah masih dalam masa transisi menuju era adaptasi kebiasaan baru atau normalitas baru (new normal).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement