REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pabrik katalis produksi anak bangsa akan dibangun di Kawasan Industri Kujang Cikampek, pada September 2020. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi sebesar 800 ton per tahun, dan diharapkan akan mulai berproduksi pada triwulan kedua tahun 2021.
Katalis merupakan suatu zat untuk mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu yang digunakan dalam proses pengolahan produk migas. Proyek pabrik katalis Merah Putih ini akan menjadi hilirisasi dari riset pengembangan katalis yang dilakukan di ITB.
Adalah PT Pupuk Kujang, PT Pertamina (Persero), dan PT Rekacipta Inovasi ITB yang akan kerja sama mendirikan perusahaan patungan pabrik katalis merah putih yang merupakan hilirisasi dari pengembangan katalis yang dilakukan di Institut Teknologi Bandung.
Penandatanganan perjanjian usaha patungan pendirian pabrik katalis merah putih tersebut dilakukan oleh Plt Direktur Utama PT Pupuk Kujang Rita Widayati, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, dan Direktur Utama PT Rekacipta Inovasi ITB Alam Indrawan. Penandatanganan MoU itu bertempat di Kampus ITB, Jalan Ganesa No 10 Bandung, Rabu (29/7).
Menurut Plt Direktur Utama PT Pupuk Kujang, Rita Widayati, sebuah kebanggan tersendiri bagi Pupuk Kujang menjadi bagian dari proyek strategis nasional yang berperan penting dalam mewujudkan swasembada energi di Indonesia.
"Sebagai perusahaan yang bergerak di industri kimia, Pupuk Kujang sangat bersemangat untuk bersinergi dalam Proyek Katalis Merah Putih yang akan mewujudkan pembangunan pabrik katalis nasional pertama di Indonesia yang sepenuhnya dikembangkan oleh anak bangsa” ujar Rita sesaat setelah menandatangani kesepakatan tersebut.
Direktur Investasi Pupuk Indonesia, Gusrizal menyampaikan, Pupuk Indonesia selaku Holding tentunya sangat menyambut baik adanya kerja sama antara salah satu anggota holding Pupuk Indonesia, yaitu Pupuk Kujang. Kata dia, katalis adalah jantung bagi industri kimia dan saat ini kebutuhan katalis di Indonesia masih dipenuhi melalui impor. "Dengan adanya pabrik katalis ini, kita bukan hanya berperan dalam mengurangi ketergantungan terhadap produk impor tapi juga menunjukan bahwa Indonesia mampu menghasilkan produk-produk kimia yang berkualitas tinggi," katanya.
Pabrik katalis berkapasitas 800 ton/tahun yang akan dibangun tersebut, adalah pabrik katalis nasional pertama di Indonesia yang 100 persen dikembangkan dan dibangun oleh anak bangsa. Pabrik ini berlokasi di Kawasan Industri Cikampek dan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan katalis industri pengilangan minyak, industri kimia dan petrokimia, serta industri energi.
“Pabrik katalis ini akan mulai dibangun pada September 2020 dan diharapkan akan mulai berproduksi pada tri wulan kedua 2021. Pengembangan dan pembangunan pabrik katalis ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mandiri dalam teknologi proses dan ketahanan energi,” ujar Prof Subagjo dari Tim Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis (TRKK) ITB.
Menurutnya, pembangunan pabrik katalis merah putih
ini sangat urgent, sebagai kunci teknologi proses. Karena, hampir seluruh industri proses, baik itu industri kimia, petrokimia, pengilangan minyak dan gas, termasuk di dalamnya teknologi energi terbarukan berbasis biomassa dan minyak nabati, memerlukan katalis.
"Penguasaan teknologi katalis adalah langkah awal bagi kemandirian dalam bidang teknologi proses. Sementara itu, Indonesia mengimpor hampir seluruh kebutuhan katalis nasional," katanya.
Menurutnya, pembangunan pabrik katalis ini bisa mengurangi impor katalis, mengembangkan katalis untuk teknologi proses, dan penguatan industri proses dalam negeri sehingga tidak bergantung pada katalis impor.
Diharapkan, kata dia, melalui penelitian pengembangan katalis merah putih untuk industri kilang minyak bumi, industri proses produksi bahan bakar nabati, industri oleokimia, dan industri petrokimia, menjadi solusi bagi NKRI untuk meningkatkan kedaulatan teknologi proses nasional.