REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelandang Manchester United (MU) Jesse Lingard mengaku kehilangan jati diri sebagai pemain dan pribadi selama musim 2019/2020. Lingard musim ini hanya sembilan kali menjadi starter di Liga Primer Inggris. Ia mengaku performanya merosot karena berbagai alasan.
"Saya tidak pernah ingin menyerah," ujar Lingard dalam sebuah unggahan di akun Instagram-nya seperti dilansir BBC, Rabu (29/7). "Saya tahu siapa saya sebenarnya di dalam dan di luar lapangan."
"Karena saya pernah berada di atas sebelumnya jadi saya bisa melakukannya lagi. Itu berarti bekerja lebih keras dibandingkan yang pernah saya lakukan sebelumnya."
Gelandang Inggris berusia 27 tahun itu memiliki tanggung jawab lebih besar untuk adik-adiknya setelah ibunya jatuh sakit pada awal musim. Hal tersebut mempengaruhi penampilannya untuk United musim ini dan dalam sebuah wawancara pada Desember lalu, ia mengaku dirinya lebih muram dan murung.
Lingard mengungkapkan bahwa ia diberi kesempatan terakhir oleh pelatih Manchester United Ole Gunnar Solskjaer, menyusul insiden di media sosial, musim panas lalu.
"Saya bermain tidak bagus dan ia (Solskjaer) menasihati saya setiap waktu. Ia menginginkan lebih dari saya," tambahnya.
Gelandang itu juga dilaporkan menjadi korban pelecehan verbal, termasuk cercaan rasial ketika ia naik ke bus tim setelah klub menang di Piala FA atas Derby County pada Maret.
Dalam unggahan terbarunya di media sosial, Lingard sadar bahwa para penggemarnya frustrasi. Namun ia mengatakan, cintanya untuk MU dan semua orang di dalamnya tidak pernah hilang.
"Tim ini, klub ini adalah keluarga saya dan saya akan terus bekerja lebih keras dari sebelumnya untuk membantu tim ini mencapai tujuannya," kata dia,
Lingard hanya mencetak satu gol liga musim ini ketika United menang 2-0 atas Leicester City. Kemenangan tersebut memastikan MU finis ketiga sekaligus lolos ke Liga Champions musim depan.