Kamis 30 Jul 2020 04:07 WIB

Banyak Anak tak Bahagia Belajar dari Rumah Bersama Orang Tua

Survei menunjukkan orang tua menjadi lebih galak saat anaknya belajar di rumah.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Belajar daring. Saat belajar dari rumah, banyak anak merasa tak bahagia karena orang tuanya menjadi lebih galak.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Belajar daring. Saat belajar dari rumah, banyak anak merasa tak bahagia karena orang tuanya menjadi lebih galak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama masa belajar dari rumah, anak semakin memerlukan bimbingan orang tua di rumah, bukan hanya dari guru yang berinteraksi dari jauh. Akan tetapi dari sebuah survei, banyak anak justru tidak bahagia dibimbing orang tua mereka.

"Jadi 58 persen merasa belajar dari rumah tidak menyenangkan karena ternyata orang tua lebih galak, sementara sisanya mengatakan dibantu orang tua dan orang tua memberikan alternatif mengatasi kejenuhan," kata Hendra Jamal, Asisten Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Atas Kesehatan dan Kesejahteraan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KPPPA) dalam webinar peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Frisian Flag Indonesia (FFI), Rabu (29/7).

Baca Juga

Hendra mengatakan, 49 persen siswa mengakui dibebani banyak tugas. Menurut Hendra, orang tua semestinya berkoordinasi lebih sering dengan pihak sekolah. Keduanya dapat mendiskusikan cara menciptakan inovasi belajar, kreatif mencari referensi belajar dari rumah, hingga menyiapkan anak untuk transisi masuk kembali ke sekolah nantinya.

Hendra juga menyarankan agar orang tua berkomunikasi dari hati ke hati dengan anak. Lakukan komunikasi dua arah tanpa kekerasan dan anjurkan bijak menggunakan gawai.

Ayah dan ibu juga perlu bermain bersama anak di sela istirahat belajar. Selain itu, untuk menghindari stres, beri anak lebih banyak perhatian selama di rumah, dampingi saat bermain, ajak anak bicara dan berdiskusi, dengarkan keluhannya, lakukan aktivitas fisik dengan gembira. Jadilah contoh yang baik dan kreatif.

"Anak itu peniru ulung, kalau orang tua tenang, bahagia, anak juga bahagia. Jadikan anak sebagai sahabat orang tua," kata Hendra.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement