Kamis 30 Jul 2020 04:35 WIB

Mahfud: Jangan Ada Lagi Kecurigaan Militer Anti-HAM

Mahfud memastikan prajurit militer mengetahui hukum humaniter internasional

Menko Polhukam Mohammad Mahfud MD (kiri) berjalan bersama Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono (kanan) saat kunjungan kerja ke Mako Korps Marinir, Cilandak, Jakarta, Rabu (29/7/2020). Dalam kunjungannya, Menko Polhukan memberi pengarahan terkait pelibatan TNI dalam menangani aksi terorisme.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Menko Polhukam Mohammad Mahfud MD (kiri) berjalan bersama Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono (kanan) saat kunjungan kerja ke Mako Korps Marinir, Cilandak, Jakarta, Rabu (29/7/2020). Dalam kunjungannya, Menko Polhukan memberi pengarahan terkait pelibatan TNI dalam menangani aksi terorisme.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD meminta semua pihak agar jangan ada lagi kecurigaan bahwa militer anti-HAM atau hak asasi manusia di zaman reformasi seperti sekarang ini.

"Di era reformasi ini, pertahanan dan keamanan harus diletakkan dalam bingkai perlindungan hak asasi manusia yang sudah masuk dalam undang-undang dan juga sudah dijadikan bekal bagi prajurit TNI dalam melaksanakan tugasnya," kata Mahfud, dalam pernyataan tertulis, di Jakarta, Rabu (30/7). Hal tersebut disampaikannya saat mengunjungi Markas Komando Pasukan Marinir (Pasmar) TNI Angkatan Laut diJakarta.

Mahfud memastikan bahwa prajurit TNI juga sudah memiliki buku saku tentang tata cara melaksanakan pertempuran sesuai dengan hukum humaniter internasional."Hari ini saya melihat bahwa prajurit TNI sudah mempunyai buku saku tentang tata cara melaksanakan pertempuran sesuai dengan hukum humaniter internasional. Jangan ada lagi kecurigaan bahwa militer anti-hak asasi," katanya, menegaskan.

Dalam kunjungan itu, Menko Polhukam menyampaikan rasa bangganya karena TNI, khususnya TNI AL, memiliki pasukan khusus antiteror dengan kemampuan teknik, dan didukung peralatan yang cukup memadai.

"Yang terpenting adalah mereka mempunyai semangat berjuang yang tinggi untuk mempertahankan kelangsungan Negara Republik Indonesia yang diraih kemerdekaannya dengan susah payah," katanya.

Sebagai pewaris kemerdekaan, kata dia, generasi penerus memiliki tanggung jawab sebagai anak bangsa untuk selalu menjaga kemerdekaan, kedaulatan, kemakmuran, serta memajukan bangsa berdasarkan fungsi masing-masing.

Dalam kunjungan itu, Mahfud menaiki kendaraan tempur jenis BTR 4 didampingi Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) Suhartono, M.Tr (Han). dari pintu gerbang Ksatrian Hartono menuju Gedung Gada Pasmar, disambut dengan jajar kehormatan oleh ribuan prajurit Korps Marinir.

Menko Polhukam juga disuguhi demonstrasi kemampuan prajurit petarung yang digelar di Lapangan Apel Brigif 1 Marinir, dilanjutkan dengan inspeksi material tempur Korps Marinir dan peninjauan fasilitas.

Selain itu, Menko Polhukam juga berkesempatan mengunjungi Markas Detasemen Jalamangkara (Denjaka).

Di markas pasukan antiteror aspek laut tersebut, Mahfud disuguhi atraksi pembebasan sandera yang diskenariokan berada di offshore, kemudian terjun bebas, fast rope", penjinakan bom, stabo, dakiserbu serta static showsebagai rangkaian demonstrasi yang diperagakan.

Hadir pada kunjungan tersebut, antara lain Kepala Staf Umum TNI (Kasum TNI) Letnan Jenderal TNI Joni Supriyanto, pejabat utama Kemenko Polhukam, Kementrian Pertahanan, Mabes TNI, Mabes TNI AL, serta dari Korps Marinir.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement