Kamis 30 Jul 2020 09:40 WIB

Hawe Setiawan Kenang Ajip Rosidi, Rezeki Urusan Tuhan

Almarhum merupakan penulis Indonesia yang dapat menyampaikan pikiran secara lurus

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sastrawan sekaligus Budayawan Ajip Rosidi menunjukan piagam Habibie Award yang akan dikembalikan di Habibie Center, Jakarta, Kamis (26/5).  (Republika/ Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sastrawan sekaligus Budayawan Ajip Rosidi menunjukan piagam Habibie Award yang akan dikembalikan di Habibie Center, Jakarta, Kamis (26/5). (Republika/ Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Budayawan Sunda, Hawe Setiawan memiliki kesan tersendiri selama berinteraksi dan dekat dengan sosok almarhum Ajip Rosidi, Sastrawan Indonesia. Diketahui, almarhum meninggal pada Rabu (29/7) malam di rumahnya di Pabelan, Provinsi Jawa Tengah.

"Buat saya yang paling membekas sikap teladannya dari Kang Ayip, saya sempat cukup dekat berkecimpung di beliau. Kata-kata yang saya dengar bahwa, kamu harus mengerjakan sesuatu yang menurut keyakinan kamu harus dikerjakan. Kalau bisa yang dikerjakan yang sudah cenderung dilupakan oleh orang lain, soal rezeki urusan tuhan, gaib. Itu yang sering saya ingat," ujarnya menirukan perkataan almarhum.

Ia melanjutkan almarhum dikenal sebagai sosok yang berpikir lurus, dan terus terang dalam menyampaikan kritik. Menurut dia, almarhum pun merupakan sosok penulis Indonesia yang dapat menyampaikan pikiran secara terang dan jelas serta menghindari formulasi abstrak dan membingungkan.

"Sehingga cukup banyak kalangan kurang enak mendapat kritik dari kang Ayip tetapi mereka yang langsung atau tidak langsung mendapat kritik dari Kang Ayip merasa kritik kang Ayip terasa," kata dia.

Hawe mengatakan almarhum merupakan sosok yang konsisten, memiliki koleksi bacaan yang banyak dan menulis tiap hari serta banyak. "Kang Ayip kalau tidak salah diam itu saat sakit saja. Suka kumpul, senang ngobrol di berbagai kegiatan," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement