Kamis 30 Jul 2020 11:04 WIB

Penarikan Pasukan AS dari Jerman Dihujani Dikritik

Presiden AS berencana menarik ribuan anggota pasukan dari Jerman

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Bendera Jerman dibentangkan.
Foto: EPA
Bendera Jerman dibentangkan.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Koordinator transatlantik pemerintah Jerman Peter Beyer mengkritik rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik pasukan pulang 6.400 pasukan AS dari Jerman dan memindahkan 5.600 lainnya ke negara Eropa yang lain. Beyer juga mengkritik bagaimana gagasan penarikan itu dikomunikasikan.

"(Pengurangan pasukan AS) bukan untuk kepentingan keamanan Jerman atau North Atlantic Treaty Organization (NATO)," kata Beyer di Twitter, seperti dilansir dari kantor berita Cina, Xinhua, Kamis (30/7).

Baca Juga

Ia menambahkan rencana tersebut juga 'tidak masuk akal secara geopolitik' untuk PBB. Beyer juga mengkritik bagaimana rencana penarikan pasukan AS dari Jerman tersebut dikomunikasikan.

"Dalam arti negatif belum pernah terjadi sebelumnya, pemerintah Jerman baru mengetahui gagasan penarikan pasukan melalui surat kabar," kata Beyer pada kantor berita Jerman DPA.

Beyer mengatakan satu pekan kemudian belum ada informasi lebih lanjut. Walapun pemerintah Jerman sudah berusaha mencari tahu melalui berbagai saluran yang mereka miliki.

"Sebuah hal yang harusya tidak terjadi lagi dalam kemitraan Jerman-Amerika yang sebenarnya sangat bagus dan vital," kata Beyer.

Rencana itu kabarnya akan memakan dana miliaran dolar dan butuh waktu bertahun-tahun hingga akhirnya bisa selesai. Keputusan tersebut diambil untuk memenuhi keinginan Trump karena ia gagal menyalurkan dana yang cukup ke pertahanan.

Sejumlah pasukan akan dikirimkan ke Italia dan sebagian besar dipindahkan dari markas Komando Eropa AS dan Komando Operasi Khusus Eropa di Stuttgart, Jerman ke Belgia. Masa depan rencana ini juga tidak pasti sebab membutuhkan dukungan dan anggaran dari Kongres.

Sementara sejumlah anggota Kongres sudah menyuarakan perlawanan mereka terhadap rencana tersebut. Kemungkinan besar akan gagal bila Trump tidak terpilih kembali pada pemilihan presiden bulan November mendatang.

Anggota parlemen sudah mengecam pemotongan jumlah pasukan di Jerman adalah hadiah bagi Rusia. Langkah itu didorong dendam Trump terhadap Jerman.

Menteri Pertahanan AS Mark Esper mempertahankan rencana tersebut dan mengatakan keputusan ini 'dipercepat' oleh perintah-perintah Trump. Ia mengatakan langkah itu diperlukan untuk tujuan strategis yang lebih besar seperti menahan Rusia, menyakinkan kembali sekutu-sekutu Eropa dan mengubah posisi pasukan ke Laut Hitam dan wilayah-wilayah Balkan.

"Kami akan memindahkan pasukan dari Eropa tengah, Jerman, di mana sudah berada di sana sejak Perang Dingin," kata Esper.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement