REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mengimbau pelaksanaan sholat Idul Adha pada Jumat (31/7) esok dilaksanakan dengan protokol kesehatan. JK mengatakan, ada 800 ribu masjid Indonesia, namun tidak semua menggelar sholat Idul Adha lantaran kondisi pandemi Covid-19.
Untuk yang menggelar sholat Id, baik di masjid maupun di lapangan harus memastikan pelaksanaan sholat memperhatikan jaga jarak.
"Protokol kesehatan mutlak dan menjadi pedoman dalam melaksanakan sholat Idul Adha, jaga jarak di masjid dan di lapangan, kalau dilakukan di lapangan, memang sering dianjurkan karena Covid-19, itu lebih mudah teratasi (pencegahan) di lapangan daripada masjid tertutup," kata JK saat konferensi pers tentang pedoman pelaksanaan Hari Raya Idul Adha di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (30/7).
Namun demikian, pelaksanaan sholat Idul Adha di masjid diperkenankan selama memenuhi persyaratan, mulai dari jaga jarak dan penggunaan masker di antara para jamaah.
"Asal dipenuhi syarat-syarat, jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan pakai sabun, itu mutlak jika ingin selamat dan beribadah dengan baik," katanya.
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 itu mengingatkan pengurus masjid mensterilkan masjid dengan disinfektan sebelum dan sesudah pelaksanaan Sholat Hari Raya Idul Adha, Jumat (31/7) besok. Sebab, perayaan Hari Raya Idul Adha esok bertepatan dengan Hari Jumat yang juga akan dilaksanakan Sholat Jumat.
"Jadi Idul Adha pagi hari dan siang sholat Jumat, itu jadi perhatian, berarti sebelum sholat Idul Adha masjid harus disterilkan dengan disinfektan, juga menjelang sholat jumat setelah itu harus dibersihkan," ujar JK.
JK mengatakan, masjid harus dibersihkan dengan disinfektan sebelum dan sesudah digunakan sholat demi menghindari penularan Covid-19. Menurutnya, jika hal itu tidak dipenuhi maka akan berakibat fatal terhadap keselamatan para jamaah.
"Akan fatal apabila tidak disiplin, inti Covid-19 itu pertama disiplin dan kita memastikan bangunan rumah, kantor dan sarana ada itu steril," katanya.