Kamis 30 Jul 2020 11:52 WIB

Terpuruk Lebih Dalam, Boeing Pangkas Produksi Jet

Boeing terkena imbas ketegangan antara AS dan China.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
File foto (23/3 2020) Sebuah mobil berjalan di dekat fasilitas produksi Boeing di Everett, Washington, di utara Seattle. Boeing memangkas produksi jet bermesin ganda terbesarnya setelah membukukan kerugian yang lebih besar dari perkiraan pada kuartalan terakhir.
Foto: AP / Ted S. Warren, File
File foto (23/3 2020) Sebuah mobil berjalan di dekat fasilitas produksi Boeing di Everett, Washington, di utara Seattle. Boeing memangkas produksi jet bermesin ganda terbesarnya setelah membukukan kerugian yang lebih besar dari perkiraan pada kuartalan terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, SEATTLE -- Boeing Co memangkas produksi jet bermesin ganda terbesarnya setelah membukukan kerugian yang lebih besar dari perkiraan pada kuartalan terakhir. Penundaan seri terbaru 777X dilakukan hingga satu tahun kedepan sambil mulai pensiunkan seri ikonik 747.

Keputusan ini menandai upaya terbaru industri untuk mengatasi krisis yang telah menghancurkan permintaan perjalanan udara. Pesawat dengan model lebar seperti 787 Dreamliner dan 777 yang mengalami kelebihan pasokan dan terjun lebih dalam ke dalam kerugian.

Baca Juga

Boeing juga tetap terkena imbas ketegangan antara Amerika Serikat dan China yang telah menunda rencana untuk membeli jet-jet besar AS. Chief Executive Dave Calhoun menyampaikan industri dan perusahaan mengalami tantangan terbesar yang pernah ada.

"Industri kami dan perusahaan kami menghadapi tantangan yang tidak pernah kami alami sepanjang hidup kami," kata  kepada analis, dilansir Reuters, Kamis (30/7).

Boeing mengatakan, akan memangkas produksi 787 menjadi enam unit dalam sebulan pada 2021, turun dari sebelumnya yaitu tujuh unit. Ini menjadi pemangkasan ketiga sejak setahun yang lalu ketika output menyentuh rekor 14 sebulan.

Boeing juga berencana untuk memangkas produksi gabungan 777 mini-jumbo dan model saudaranya 777X yang baru menjadi dua unit dalam sebulan pada 2021, dari tujuan sebelumnya tiga unit. Sambil menunda entri 777X ke layanan pada satu tahun hingga 2022.

Saham Boeing turun tiga persen sebagian karena produksi yang lebih rendah. Meskipun analis mengatakan Boeing telah berhasil menahan kasnya yang jadi kekhawatiran utama bagi investor. Menurut data Refinitiv IBES, Boeing kehilangan 4,79 dolar AS per saham yang disesuaikan, terhadap estimasi rata-rata kerugian 2,54 dolar AS.

Boeing dihantam kerugian 468 juta dolar AS dalam biaya pesangon terkait dengan rencana untuk memangkas 19 ribu pekerja dari sekitar 160 ribu tenaga kerjanya. Boeing memperingatkan pemangkasan yang lebih dalam masih memungkinkan.

"Kita harus menilai lebih jauh jumlah tenaga kerja kita," kata Calhoun pada karyawannya.

Dampak keuangan dari krisis kesehatan juga telah memperparah unit pesawat Boeing 737 MAX sejak 16 bulan lalu. Calhoun mengatakan kepada analis bahwa pengiriman MAX akan dilanjutkan pada kuartal keempat.

Boeing juga memperlambat rencana untuk meningkatkan produksi MAX yang sudah babak belur, dengan mendorong target 31 jet per bulan ke 2022 dari 2021. CFO Greg Smith mengatakan perusahaan masih melihat jalan menuju arus kas positif pada 2021.

Menurutnya, akan membutuhkan waktu satu tahun untuk membersihkan tumpukan sekitar 450 jet yang diparkir. Dalam perombakan lebih lanjut, Calhoun mengatakan Boeing sedang melihat apakah akan mengkonsolidasikan produksi 787 di satu lokasi karena mengurangi produksi.

Boeing membagi produksi pada 787 Dreamliner antara Everett, Washington, dan North Charleston, Carolina Selatan. Itu menimbulkan pertanyaan tentang masa depan hub Everett karena 787-10 terbesar hanya dapat dibangun di Carolina Selatan.

Smith mengatakan Boeing akan dapat kembali ke tingkat 10-11 787 setiap bulan di beberapa titik. Calhoun mengatakan masih terlalu dini untuk memprediksi hasil proyeksi, bagian dari penilaian industri yang lebih luas.

Pemotongan produksi pesawat berbadan lebar mencerminkan kekhawatiran bahwa diperlukan waktu hingga 2023 bagi industri penerbangan untuk kembali ke tingkat normal. Rute jarak jauh yang dilayani oleh jet yang lebih besar seperti Boeing 787 dan Airbus A350 terhantam lebih keras daripada hop pendek.

Sumber-sumber industri mengatakan pemangkasan produksi Boeing akan memberi tekanan pada Airbus untuk lebih lanjut memangkas produksi. Airbus menolak memberikan komentar. Boeing juga mengonfirmasi unit 747 yang legendaris akan keluar dari pabrik pada 2022.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement