REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menitip pesan pada perayaan Idul Adha tahun ini. Ia menyadari banyak Muslim yang rindu berhaji karena terhalang pandemi Covid-19.
Khamenei menyebut musim haji menjadi momentum merasakan keagungan Islam. Tahun ini, Muslim mengalami kesedihan karena merasakan perpisahan dan kerinduan yang tak terbendung pada Ka’bah. Khamenei pun merasakan hati orang-orang yang merindukan Ka’bah.
"Dengan karunia Ilahi, keterpisahan ini jangka pendek dan tidak akan bertahan lama, tetapi pelajaran menghargai berkah besar haji harus tetap dipertahankan dan kita tidak boleh mengabaikannya," kata Khamenei dilansir dari ABNA pada Kamis (30/7).
Ia mengungkap rahasia kekuatan umat Islam berada dalam pertemuan beragam orang-orang Mukmin di Ka'bah dan makam Nabi Muhammad Saw. Ia menyebut haji ibadah tak tertandingi laksana bunga di antara ratusan daun dari kewajiban dalam ajaran Islam. Sebab mencakup semua aspek dari individu maupun sosial, duniawi dan ukhrawi, serta historis dan universal dari agama Islam.
"Spiritualitas ada di dalamnya, tetapi tanpa isolasi dan pengasingan diri. Ada komunitas di dalamnya, tetapi jauh dari konflik dan fitnah, maupun keburukan, terdapat hubungan kesatuan dan ikatan komunikasi antara sesama manusia," ujar Khamenei.
Haji dari satu aspek memiliki hubungan yang terjalin erat dengan sejarah; dengan Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan Siti Hajar, juga Rasulullah SAW ketika memasuki Masjidil Haram dengan penuh kemenangan, bersama orang-orang orang-orang generasi pertama yang masuk Islam.
Di sisi lain, melihat banyaknya orang-orang Mukmin sezaman yang berkumpul, masing-masing bisa menjadi pendukung bagi yang lain untuk bersama-sama saling bantu dalam ikatan agama Allah SWT.
"Perenungan tentang fenomena haji membuat jamaah haji percaya bahwa banyak cita-cita dan aspirasi agama untuk kemanusiaan tidak akan membuahkan hasil tanpa solidaritas dan kerja sama dari umat beragamanya sendiri," tegas Khamenei.