REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Rusia akan membantu Suriah membangun replika Hagia Sophia yang akan beroperasi sebagai Katedral Ortodoks. Seorang anggota parlemen Rusia mengatakan, langkah itu dilakukan setelah Turki mengubah ikon Istanbul, Hagia Sophia, dari museum menjadi masjid bulan ini.
Perubahan status dari situs warisan dunia UNESCO itu telah menuai protes di seluruh dunia. Para pemimpin politik dan agama menyatakan bahwa bangunan bersejarah tersebut telah menjadi simbol penting persatuan antaragama.
Karena langkah Turki demikian, kini Rusia akan menyediakan dana untuk membangun miniatur Hagia Sophia di provinsi Hama di Suriah barat. Anggota parlemen konservatif Vitaly Milonov mengatakan, miniatur tersebut dibangun untuk menunjukkan pentingnya 'dialog damai' antara agama.
"Suriah, tidak seperti Turki, adalah negara yang jelas menunjukkan kemungkinan dialog antaragama yang damai dan positif. Presiden Bashar al-Assad tidak akan pernah memindahkan katedral dari satu denominasi ke yang lain," kata Milonov kepada kantor berita RIA Novosti yang dikelola pemerintah awal bulan ini, dilansir di the Moscow Times, Kamis (30/7).
Kantor berita Lebanon Al-Modon melaporkan Selasa lalu, bahwa persiapan untuk pembangunan miniatur Hagia Sophia di Kota Al-Suqaylabiyah di provinsi Hama akan dimulai bulan depan.
Proyek ini dilaporkan merupakan gagasan dari pemimpin milisi pro-rezim, Nabeul Al-Abdullah. Abdullah menyampaikan rencananya kepada militer Rusia setelah mendapat persetujuan dari uskup metropolitan Gereja Ortodoks Yunani di Hama.
"Saya pikir semua orang Rusia ingin membantu. Ini benar-benar akan menjadi peristiwa penting bagi semua kalangan Ortodoks. Saya yakin bahwa setiap orang Kristen Ortodoks ingin namanya ditulis setidaknya dalam batu atau bata Hagia Sophia yang baru," kata Milonov.
Aktivis oposisi Suriah mengatakan kepada Al-Modon, bahwa Moskow mendukung proyek itu sebagai bagian dari upaya untuk membenarkan intervensi militernya di Suriah dengan menyoroti hubungan antara penduduk Kristen Ortodoks di negara yang dilanda perang itu dan Rusia.
Rusia, yang merupakan sekutu setia Assad, telah terlibat dalam konflik Suriah sejak 2015. Situs katedral baru ini dilaporkan terletak beberapa kilometer dari pangkalan militer Turki di Hama.
Hagia Sophia dibangun sebagai katedral Kristen Ortodoks selama Kekaisaran Byzantium. Namun, fungsi bangunan ini diubah menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel pada 1453. Di masa pemerintah sekuler Turki kemudian mengubah statusnya menjadi museum.
Kini, Hagia Sophia menyambut jamaah Muslim untuk pertama kalinya pekan lalu setelah hampir sembilan dekade sebagai museum. Langkah pengubahan Hagia Sophia menjadi masjid ini telah menuai berbagai kritikan.
Gereja Ortodoks Rusia menyatakan kecewa dengan keputusan Turki. Sementara Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Moskow mencatat dengan penyesalan tindakan Ankara tersebut.