Jumat 31 Jul 2020 08:28 WIB

Kemenpora Serahkan Kelanjutan Kompetisi pada Pengurus Cabor

Pemerintah tidak menghalangi selama masyarakat patuh pada protokol kesehatan.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Sesmenpora Gatot S Dewa Broto.
Foto: republika/Afrizal Rosikhul Ilmi
Sesmenpora Gatot S Dewa Broto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) RI, Gatot S Dewa Broto menegaskan, kelanjutan kompetisi olahraga berada di tangan masing-masing pengurus cabang olahraga (cabor). Hal itu disampaikan Gatot pada acara Dialog bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan tema "Kapan Liga-Liga Olahraga Bergulir?" di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Rabu (29/7).

"Sepak bola itu PSSI yang menentukan kapan liga itu digulirkan. Tapi poinnya, harus mempertimbangkan dan memperhatikan kebijakan yang diambil Gugus Tugas,” kata Sesmenpora dalam keterangan pers, Jumat (31/7).

Karena itu, lanjut Gatot, harus ada koordinasi yang rapi antara Kemenpora, pengurus cabor, dan Gugus Tugas. Ia mengatakan, pemerintah tidak menghalangi selama masyarakat patuh pada protokol kesehatan.

"Menpora pada tanggal 11 Juni yang lalu sudah mengeluarkan protokol kesehatan, termasuk masalah olahraga. Secara teknis pelaksanaan protokol kesehatan, dibagi menjadi tiga," jelas Gatot. "Kategori pertama untuk kegiatan pelatihan di berbagai tingkat, baik pelatnas, pelatda, atau pelatprov, pelatkab, pelatkot, hingga latihan klub. Kedua kategori kegiatan kejuaraan, event, kompetisi atau turnamen. Ketiga, kegiatan olahraga rekreasi atau olahraga masyarakat."

Sementara itu, Sekretaris Jenderal KONI Pusat, Ade Lukman menyampaikan, pihaknya sudah membuat buku pedoman untuk kegiatan olahraga di masa pandemi ini. Buku pedoman tersebut sudah diedarkan ke seluruh KONI kabupaten atau kota dan ke seluruh cabor.

"Kami harapkan, cabor yang ingin membuat pelatihan atau kompetisi betul-betul mengikuti pedoman tersebut. Buku pedoman itu juga dapat masukan dari Gugus Tugas, Kemenpora, dan Kemenkes," jelas Ade.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement