Jumat 31 Jul 2020 17:05 WIB

China Resmikan Sistem Navigasi Satelit Saingan GPS

China merayakan keberhasilan pengembangan BeiDou Navigation Satellite System

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
BeiDou-3 Navigation Satellite System pada 23 Juni 2020 di Xichang, Sichuan, China.
Foto: EPA
BeiDou-3 Navigation Satellite System pada 23 Juni 2020 di Xichang, Sichuan, China.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China merayakan keberhasilan pengembangan BeiDou Navigation Satellite System yang dapat menjadi saingan Global Positioning System (GPS) dari Amerika Serikat (AS). Teknologi sistem navigasi ini diprediksi akan meningkatkan keamanan dan pengaruh geopolitik China.

Presiden sekaligus ketua Partai Komunis dan Tentara Pembebas Rakyat China Xi Jinping meresmikan sistem BeiDou di Alun-alun Rakyat di Beijing pada Jumat (31/7). Peresmian dilakukan setelah mendeklarasikan satelit geostasioner yang diluncurkan pada 23 Juni itu sudah lolos semua proses pengujian.

Baca Juga

Satelit ini adalah bagian dari iterasi ketiga sistem Beidou yang dikenal sebagai BDS-3. Sistem navigasi tersebut diluncurkan pada 2018 untuk negara-negara yang terlibat dalam proyek infrastruktur raksasa 'Belt and Road'.

Selain sebagai alat bantu navigasi yang luar biasa akurat, sistem ini juga menawarkan komunikasi pesan singkat hingga 1.200 huruf China. Sistem BeiDou juga dapat mengirimkan gambar.  China mengaku mereka sedang mencari kerja sama dengan sistem navigasi lain.

Namun Beidou jelas dapat menjadi saingan kuat sistem navigasi GPS milik AS, GLONASS dari Rusia dan Galileo dari Uni Eropa. Perlombaan pengembangan teknologi sistem navigasi ini menyerupai bagaimana produsen telepon pintar China menjadi saingan tangguh produsen negara-negara Barat.

Salah satu keunggulan terbesar bagi China, mereka dapat mengganti GPS sebagai alat navigasi untuk memandu rudal. Hal ini menjadi sangat penting setelah ketegangan dengan Washington kian memanas.

BeiDou juga meningkatkan pengaruh ekonomi dan politik China bagi negara-negara yang mengadopsi sistem tersebut. Memastikan mereka mendukung China di isu-isu Taiwan, Tibet, Laut China Selatan, dan masalah sensitif lainnya.

Program luar angkasa China meningkat pesat sejak tahun 2003 ketika mereka menjadi negara ketiga yang mengirimkan astronot antariksa. Bulan ini Negeri Tirai Bambu juga meluncurkan pesawat ulang alik pengorbit, pendarat dan penjelajah (rover) ke Mars. Jika berhasil, maka China satu-satunya negara selain AS yang berhasil mendarat di Mars.

China juga membangun stasiun luar angkasa eksperimental dan mengirim sepasang rover ke permukaan bulan. Mereka berencana membangun stasiun luar angkasa permanen dan menerbangkan pesawat berawak ke bulan.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement