Sabtu 01 Aug 2020 02:03 WIB

Bus Into the Wild akan Disimpan di Museum Alaska

Museum Universitas Alaska mengajukan diri merawat bus Into the Wild

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nur Aini
Emile Hirsch berperan sebagai Chris McCandless dalam reka ulang foto terakhir yang sangat terkenal dari petualangan bus 142 dari film Into the Wild.
Foto: Paramount
Emile Hirsch berperan sebagai Chris McCandless dalam reka ulang foto terakhir yang sangat terkenal dari petualangan bus 142 dari film Into the Wild.

REPUBLIKA.CO.ID, ALASKA -- Bagi kalian yang pernah menonton film 'Into the Wild' tentu masih ingat dengan bus kota Fairbanks pada 1940-an. Nah, bus ikonik yang menjadi tempat peristirahatan terakhir Christopher McCandless itu rencananya akan dilestarikan di museum Alaska. 

Museum Universitas Alaska di Fairbanks telah mengajukan diri untuk merawat bus tersebut. Bulan lalu, pemerintah setempat memang telah mengangkut bus dari tempat asalnya di Stampede Trail.

Baca Juga

Bus ikonik itu telah menjadi daya tarik bagi para petualang alam khususnya penggemar buku dan film "Into the Wild". Selama bertahun-tahun, ratusan orang telah mencoba menjajal hutan demi menuju lokasi bus itu, meski kerap berujung pada konsekuensi tragis. Betapa tidak, sejumlah petualang dilaporkan tewas dan terluka di perjalanan.

McCandless, subjek dalam film "Into the Wild" sendiri telah menghabiskan 114 hari sebelum meninggal karena kelaparan pada tahun 1992. Karena pertimbangan risiko itulah, pemerintah setempat memutuskan untuk memindahkan bus.

Sebelumnya, dua pejalan kaki dilaporkan tenggelam selama penyeberangan sungai Teklanika dan Savage yang deras. Petualang lainnya juga banyak yang diselamatkan setelah terluka atau terdampar. 

Pada Februari, lima turis Italia mengalami insiden yang buruk. Satu orang kakinya mengalami kebekuan, dan untungnya bisa diselamatkan. Lalu pada April seorang turis Brasil yang terdampar harus diangkut dengan helikopter.

Komisaris Sumber Daya Alam Alaska, Corri Feige menilai, tawaran museum untuk melestarikan bus akan sangat dipertimbang. Karena jika disimpan di museum, bus lebih mudah diakses, mudah mengenang semua orang yang pernah berlindung di bus, sekaligus menghindari insiden buruk lainnya di kemudian hari.

"Saya percaya bahwa menyimpan Bus 142 di museum Universitas Alaska dapat membantu melestarikan dan menceritakan kisahnya kepada semua orang. Sekaligus untuk menghargai kehidupan dan impian, serta kematian dan kesedihan yang terkait dengan bus," kata Feige seperti dilansir Reuters, Jumat (31/7).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement