Jumat 31 Jul 2020 21:31 WIB

Pengedar Sabu yang Ditembak Mati Jaringan Madiun

Polisi berhasil menyita 1 kilogram sabu dari pengedar yang ditembak mati

Barang bukti sabu-sabu  (ilustrasi)
Foto: Antara/Basri Marzuki
Barang bukti sabu-sabu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Sidoarjo AKBP Deny Agung Andriana mengatakan seorang pengedar narkoba jenis sabu-sabu berinisial S yang ditembak mati saat akan ditangkap petugas merupakan jaringan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Madiun, Jawa Timur.

"Memang benar jaringan Lapas Madiun. Akan kami dalami lagi," katanya saat konferensi pers di Mapolresta Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (31/).

Ia mengemukakan, pihaknya terus menegakkan hukum dengan mengungkap jaringan narkotika yang melibatkan lapas."Kami akan dalami terus untuk mengungkap jaringan narkotika yang melibatkan lapas," ujarnya.

Ia mengatakan, dari penangkapan pelaku itu, petugas berhasil menyita barang bukti narkoba jenis sabu-sabu yang cukup banyak yakni seberat satu kilogram.

"Barang bukti sabu-sabu itu dikemas menjadi sepuluh bungkus yang kalau dirupiahkan nilainya mencapai sekitar Rp 1 miliar," katanya.

Ia menjelaskan, untuk mengungkap kasus ini petugas melakukan pengintaian sekitar lima hari sejak Sabtu (25/7), karena ada informasitransaksi narkoba dalam jumlah besar. "Lokasinya berada di perbatasan Sidoarjo-Mojokerto tepatnya di wilayah Kecamatan Tarik, Sidoarjo," katanya.

Setelah berhasil membuntuti pelaku, kata dia, petugas kemudian akan menangkap pelaku, tetapi pelaku mencoba melawan dan membahayakan nyawa petugas hingga akhirnya pelaku dilumpuhkan dengan tindakan tegas dan terukur.

"Dalam ungkap kasus ini, kami juga menyita barang bukti seperti timbangan elektronik, narkoba jenis sabu-sabu, sepucuk 'air soft gun', sepeda kotor yang digunakan pelaku serta beberapa telepon genggam," katanya.

Menurut dia, pelakusudah setahun terakhir beroperasi sebagai pengedar narkoba dengan transaksi yang cukup banyak."Kami akan terus mendalami jaringan pelaku tersebut. Pelaku juga dikenakan pasal 114, 112, dan 113 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement