Sabtu 01 Aug 2020 06:42 WIB

Pemerintah Susun Peta Subtitusi Impor 35 Persen

Pemerintah menargetkan substitusi impor 35 persen tercapai pada tahun 2020

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing industri nasional, salah satunya dengan mengembangkan industri dalam negeri untuk mampu menjadi substitusi produk impor. Hal ini juga bertujuan mengurangi ketergantungan terhadap barang modal dan bahan baku serta melengkapi struktur pohon industri di tanah air.

“Kami sedang dalam proses merumuskan road map untuk program substitusi impor. Sehingga nanti output dan outcome-nya adalah substitusi impor yang didorong dapat mencapai 35 persen pada 2022,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (1/1).

Baca Juga

Langkah yang ditempuh untuk mewujudkan kebijakan tersebut, antara lain substitusi impor pada industri yang tercatat memiliki nilai impor besar di tahun 2019. Sektor yang dimaksud meliputi industri mesin, kimia, logam, elektronika, makanan, peralatan listrik, tekstil, kendaraan bermotor, barang logam, serta karet dan barang dari karet.

“Ini yang akan kami tangani melalui berbagai kebijakan. Kami percaya upaya ini akan mendorong pendalaman struktur industri, peningkatan investasi dan penyerapan tenaga kerja baru,” ungkap Menperin.