REPUBLIKA.CO.ID, BERGAMO -- Atalanta dan Inter Milan akan saling sikut di laga pamungkas Serie A, untuk bisa mengamankan posisi runner-up. Kini, Inter yang punya 79 angka unggul satu poin dari La Dea di bawah Juventus yang sudah mengunci gelar juara. Atas dasar fakta itu, siapapun yang menang, akan menegaskan status sebagai runner-up.
Meskipun torehan poin dengan Lazio di peringkat keempat sama, Atalanta unggul head-to-head, serta selisih gol yang jauh.
Atalanta jadi tim paling produktif di Serie A, dengan mengoleksi 98 gol, 23 gol lebih banyak dari Juventus. Oleh karena itu, target kedua mereka adalah mampu mengumpulkan 100 gol dalam satu musim kompetisi. Sehingga, misi Duvan Zapata cs adalah bisa mencetak paling tidak dua gol ke gawang Nerazzurri.
Misi mengalahkan Inter bukanlah sesuatu yang mustahil bagi Atalanta. Sebab, kini mereka sedang dalam on fire, dengan tak terkalahkan sejak 20 Januari. Klub yang berbasis di Bergamo itu sudah mencatatkan rekor 23 kemenangan, sembilan imbang, dan hanya lima kalah dalam 37 laga. Oleh karena itu, hasil impresif ini membawa Atalanta berada di peringkat ketiga dan hanya berjarak lima poin dari Juventus.
''Itu pertandingan yang menentukan, kami sangat dekat (ke posisi runner-up). Anda bisa naik dari posisi empat ke kedua dalam situasi yang tegang,'' ucap Gasperini, dikutip dari Football Italia, Jumat (31/7).
Gasperini menegaskan, angka-angka yang ada membuktikan kalau Atalanta merupakan tim yang luar biasa. Sehingga ia ingin mengakhiri musim ini dengan rekor-rekor lain yang bisa diraih. Paling tidak, lanjut dia, timnya bisa meraih prestasi yang indah di tahun yang penuh dengan keanehan karena pandemi Covid-19. Sayangnya, gara-gara ganggung virus corona, Gasperini menyayangkan tak bisa membagikan momen indah ini bersama fan.
Laju impresif Atalanta itu tak lantas membuat mereka mudah menumbangkan Inter. Perlu dicatat, Inter kini jadi tim dengan pertahanan terbaik di Serie A, dengan baru kebobolan 36 gol. Selain itu, Inter juga tengah berburu rekor, untuk finis di posisi terbaik mereka sejak musim 2010/11. Sebab, mereka tak pernah finis lebih tinggi dari peringkat empat dalam delapan musim terakhir.
Meski gagal mendapatkan gelar juara, tak bisa disangkal kalau pasukan yang dipimpin Antonio Conte itu telah mengalami perkembangan yang signifikan. Jika menang, Inter akan menyamai perolehan poin tertinggi mereka pada 2009/2010 (82). Memang performa klub asal kota Milan itu sedang naik turun. Mereka main imbang dua kali beruntun lawan Roma dan Fiorentina pada 19 Juli dan 22 Juli. Baru kemudian menang dua pertandingan terakhir lawan Genoa dan Napoli.
Untuk bisa menang di Gewiss Stadium, Conte mengaku harus membuat perhitungan matang, karena ini adalah periode yang sangat sibuk dengan skuatnya bermain setiap tiga hari sekali. Untungnya, jelang lawan Atalanta, pemainnya punya waktu punya empat hari untuk istirahat. Sehingga, ia melihat ini sebagai hal yang positif karena akan memiliki lebih banyak waktu untuk persiapan.
''Sabtu akan menjadi pertandingan yang penting bahkan melebihi persoalan klasemen di liga, karena kami akan menghadapi tim yang merupakan kekuatan besar di Serie A dan juga bermain baik di Champions League. Ini akan menjadi ujian yang bagus untuk melihat di mana kami sedang berada,'' ucap Conte, dikutip dari laman resmi Inter.
Oleh karena itu, siapapun yang menang dalam pertandingan ini, akan mengunci posisi runner-up. Tapi jika imbang, dan Lazio menang lawan Napoli di saat yang bersamaan, keduanya harus merelakan posisi runner up ke tangan klub asal Roma tersebut.