REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jenazah almarhum KH Hasyim Wahid (Gus Im) diberangkatkan menuju Pondok Pesantren Denanyar, Jombang lewat jalur darat pada Sabtu (1/8) siang. Almarhum dibawa pukul 11.11 WIB menggunakan mobil jenazah dengan nomor polisi B 1377 TYC usai dishalatkan di Masjid Jami’ Al Munawwaroh Ciganjur, Jakarta Selatan.
“Kami kehilangan seorang tokoh NU, adik kandung Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) yang paling bungsu. Beliau yang saya kenal, seorang yang punya prinsip, tidak mudah dilobi, tidak mudah dinego, tegas sekali orangnya,” kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj kepada wartawan.
Tampak di lokasi, kakak ipar almarhum Sinta Nuriyah Wahid sedang melepas kepergian almarhum saat diangkat ke mobil jenazah. Sedangkan, para pelayat melantunkan tahlil seraya pintu mobil jenazah ditutup.
KH Hasyim Wahid, adik bungsu Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) meninggal dunia, Sabtu, pukul 04.18 WIB di RS Mayapada, Jakarta. Kabar duka itu diumumkan keponakannya, Irwan Wahid, putra KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), dalam cuitannya di akun twitternya @ipangwahid.
Menurut Irfan, jenazah KH Hasyim Wahid akan disemayamkan di rumah duka di Ciganjur, Jakarta Selatan dan selanjutnya dimakamkan di Denanyar, Jombang, Jawa Timur.
KH Hasyim Wahid merupakan putra bungsu pasangan pahlawan nasional KH Abdul Wahid Hasyim dan Nyai Solichah. Sosok yang akrab disapa Gus Im itu dikenal dekat bahkan menjadi mentor para aktivis, terutama dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Gus Im juga tercatat pernah menjadi anggota dan pengurus PDI Perjuangan serta menjadi pejabat di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).