Ahad 02 Aug 2020 02:17 WIB

Para Dokter Filipina Desak Pemerintah Terapkan Lockdown Lagi

Terus bertambahnya kasus Covid-19 membuat tenaga medis kesulitan

Rep: Imas Damayanti/ Red: Esthi Maharani
Orang-orang Filipina memeriksa fasilitas interior unit pengujian seluler COVID-19, selama upacara peluncuran di Kota Quezon, Metro Manila, Filipina, 29 Juni 2020. Truk yang dikonversi akan dikerahkan di kota itu untuk memperkuat upaya pengujian komunitas di tengah coronavirus pandemi.
Foto: EPA-EFE/ROLEX DELA PENA
Orang-orang Filipina memeriksa fasilitas interior unit pengujian seluler COVID-19, selama upacara peluncuran di Kota Quezon, Metro Manila, Filipina, 29 Juni 2020. Truk yang dikonversi akan dikerahkan di kota itu untuk memperkuat upaya pengujian komunitas di tengah coronavirus pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Lebih dari satu juta dokter dan perawat Filipina mendesak pemerintah untuk menerapkan kebijakan lockdown. Hal itu seiring dengan bertambahnya jumlah kasus positif virus corona jenis baru (Covid-19) yang terus menyulitkan tenaga medis.

Dilansir di Channel News Asia, Sabtu (1/8), para dokter mengatakan bahwa negara telah kalah melawan Covid-19. Mereka pun mendesak Presiden Rodrigo Duterte untuk memberlakukan kembali penguncian ketat di dan sekitar Manila.

Dalam seruan dan desakan besar itu, para ahli medis terdiri dari 80 kelompok yang mewakili 80 ribu dokter dan satu juta perawat. Mereka memperingatkan runtuhnya sistem kesehatan dari melonjaknya infeksi Covid-19 tanpa kontrol yang lebih ketat di ibukota dan provinsi terdekat.

Filipina pada Sabtu (1/8) melaporkan 4.963 infeksi Covid-19 tambahan. Angka ini menjadi lompatan kasus terbesar dalam satu hari berdasarkan catatan kasus Covid-19 di negara tersebut. Dalam sebuah buletin, Kementerian Kesehatan Filipina mengatakan total infeksi telah mencapai 98.232, sementara kematian meningkat 17 menjadi 2.039.

Di wilayah Asia Tenggara, Filipina adalah negara kedua setelah Indonesia dalam kematian dan penyebaran kasus Covid-19.

"Petugas kesehatan kami kelelahan dengan jumlah pasien yang tampaknya tak berujung yang berbondong-bondong ke rumah sakit kami untuk perawatan darurat," bunyi surat pernyataan perkumpulan dokter kepada Presiden Filipina.

Para dokter dan perawat menyebutkan bahwa mereka telah kalah melakukan pertarungan melawan Covid-19. Menanggapi hal itu, Istana Kepresidenan Filipina mengatakan akan memasukkan masukan dari para pemangku kepentingan dalam pertemuan-pertemuan mendatang gugus tugas Covid-19.

"Istana memahami tindakan keseimbangan antara kesehatan masyarakat dan kesehatan ekonomi negara," kata juru bicara Duterte Harry Roque dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement