REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pebulu tangkis ganda putra, Mohammad Ahsan, menyebut gelar juara All England 2019 yang diraihnya bersama Hendra Setiawan menjadi titik balik dalam karier profesionalnya yang sudah ia geluti selama 14 tahun. Bercerita dalam sebuah sesi diskusi virtual, Sabtu (1/8), Ahsan menyatakan, gelar juara itu merupakan pembuktian ia masih produktif meski terbilang senior dalam olahraga tepok bulu.
"Yang paling berkesan All England kemarin ya karena kami dianggap sudah selesai dan tidak bisa bersaing lagi. Sudah senior, tapi ternyata bisa juara lagi di turnamen besar," kata Ahsan menceritakan.
Ahsan/Hendra menyabet gelar juara ganda putra All England 2019 setelah menundukkan wakil Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik dengan skor 11-21, 21-14, dan 21-12.
Menurut Ahsan, yang kini berusia 32 tahun, kemenangan itu menjadi titik balik bagi dirinya agar terus memupuk motivasi dan bisa bersaing dengan lawan-lawan yang lebih muda. "Setiap kami tanding maunya yang terbaik, tidak berpikir ke final atau juara. Nikmati setiap langkah saja, pasrah, dan berjuang," pungkas pebulu tangkis kelahiran Palembang itu.
Berkaitan dengan lolosnya Ahsan dan Hendra pada kualifikasi Olimpiade Tokyo yang ditunda tahun depan, Ahsan mengaku belum memiliki persiapan khusus. Ini mengingat proses latihan yang belum maksimal akibat pandemi virus corona.
Kendati begitu, Ahsan tetap mematri semangat dan motivasi agar selalu siap secara mental jika waktu untuk berlaga di ajang olahraga terakbar itu tiba.
"Tetap jaga motivasi saja meski diundur. Latihan tetap biasa saja, secara umur dari kami sudah tidak ada lagi yang bisa ditingkatkan. Paling dari kami hanya jaga fisik supaya jangan sampai cedera dan jaga fokus. Dengan usia sekarang, lebih banyak pada fokus dan pengalaman ya," kata Ahsan menjelaskan.