REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Catatan jumlah kematian di Kota Bogor akibat penyebaran Covid-19 dari klaster keluarga kembali bertambah. Sebelumya klaster keluarga merenggut nyawa bapak dan anak di Rimba Mulya, kali ini korban meninggal Bantarjati.
Kepala keluarga yang juga pemilik restoran meninggal akibat terpapar Covid-19, Sabtu (1/8) sekitar pukul 20.15 WIB. Ia diketahui sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Azra dan kemudian dirawat di RSUD Kota Bogor hingga mengembuskan nafas terakhir.
"Iya, pemilik meninggal di RSUD Kota Bogor," ujar Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, Ahad (2/8).
Almarhum dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes swab pada 21 Juli 2020. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor kemudian melakukan pelacakan kontak erat dan melakukan tes swab.
"Setelah swab test keluar, bertambah tujuh orang dari keluarga itu yang dinyatakan positif. Jadi total dengan pemilik restoran itu delapan orang. Dua di antaranya warga Kabupaten Bogor,” ujarnya.
Selain itu, Dedie menyebut pihaknya masih menunggu hasil tes swab kepada 17 orang yang menjalin kontak erat dengan keluarga tersebut. Untuk sementara, mereka diminta melakukan isolasi mandiri.
"Hasilnya belum keluar dan masih dilakukan penelusuran," kata dia.
Dedie menceritakan, almarhum sempat menggelar acara resepsi pernikahan di restorannya yang berada di Jalan Pandawa Raya, Kecamatan Bogor Utara pada 5 Juli 2020. Kegiatan resepsi itu diselenggarakan sebelum pemilik restoran dinyatakan positif Covid-19.
Dedie menduga pemilik restoran itu tertular Covid-19 dari orang yang ikut menghadiri acara tersebut. "Keluarga itu sebelumnya mengadakan ngunduh mantu di restoran itu. Beberapa hari kemudian pemiliknya sakit dan dinyatakan positif setelah di tes swab," ujar Dedie.
Saat ini, restoran itu sudah ditutup sementara selama 14 hari. "Kita juga sudah lakukan penyemprotan dan langkah selanjutnya dilakukan pengecekan secara rutin," jelasnya.