Ahad 02 Aug 2020 20:12 WIB

Klaster Keluarga di Bogor Kembali Meninggal Dunia

Almarhum sempat menggelar acara resepsi pernikahan di restorannya.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Israr Itah
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim memaparkan korban meninggal Covid-19 dari Bogor.
Foto: Antara
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim memaparkan korban meninggal Covid-19 dari Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Catatan jumlah kematian di Kota Bogor akibat penyebaran Covid-19 dari klaster keluarga kembali bertambah. Sebelumya klaster keluarga merenggut nyawa bapak dan anak di Rimba Mulya, kali ini korban meninggal Bantarjati.

Kepala keluarga yang juga pemilik restoran meninggal akibat terpapar Covid-19, Sabtu (1/8) sekitar pukul 20.15 WIB. Ia diketahui sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Azra dan kemudian dirawat di RSUD Kota Bogor hingga mengembuskan nafas terakhir.

Baca Juga

"Iya, pemilik meninggal di RSUD Kota Bogor," ujar Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, Ahad (2/8).

Almarhum dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil tes swab pada 21 Juli 2020. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor kemudian melakukan pelacakan kontak erat dan melakukan tes swab.

"Setelah swab test keluar, bertambah tujuh orang dari keluarga itu yang dinyatakan positif. Jadi total dengan pemilik restoran itu delapan orang. Dua di antaranya warga Kabupaten Bogor,” ujarnya.

Selain itu, Dedie menyebut pihaknya masih menunggu hasil tes swab kepada 17 orang yang menjalin kontak erat dengan keluarga tersebut. Untuk sementara, mereka diminta melakukan isolasi mandiri.

"Hasilnya belum keluar dan masih dilakukan penelusuran," kata dia.

Dedie menceritakan, almarhum sempat menggelar acara resepsi pernikahan di restorannya yang berada di Jalan Pandawa Raya, Kecamatan Bogor Utara pada 5 Juli 2020. Kegiatan resepsi itu diselenggarakan sebelum pemilik restoran dinyatakan positif Covid-19.

Dedie menduga pemilik restoran itu tertular Covid-19 dari orang yang ikut menghadiri acara tersebut. "Keluarga itu sebelumnya mengadakan ngunduh mantu di restoran itu. Beberapa hari kemudian pemiliknya sakit dan dinyatakan positif setelah di tes swab," ujar Dedie.

Saat ini, restoran itu sudah ditutup sementara selama 14 hari. "Kita juga sudah lakukan penyemprotan dan langkah selanjutnya dilakukan pengecekan secara rutin," jelasnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement