Senin 03 Aug 2020 04:24 WIB

Victoria Deklarasi Status Bencana Covid-19

Jam malam akan diberlakukan di ibu kota Melbourne

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Pejalan kaki bermasker melintas di psat bisnis Melbourne, Australia, Rabu (22/7). Pemerintah Australia melaporkan rekor baru kasus Covid-19 di Victoria dan memicu kekhawatiran gelombang kedua.
Foto: James Ross/AAP Image via AP
Pejalan kaki bermasker melintas di psat bisnis Melbourne, Australia, Rabu (22/7). Pemerintah Australia melaporkan rekor baru kasus Covid-19 di Victoria dan memicu kekhawatiran gelombang kedua.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Negara bagian Victoria di Australia mengumumkan status darurat bencana Covid-19, Ahad (2/8) waktu setempat. Pemerintahnya juga memberlakukan jam malam untuk ibu kota Melbourne sebagai bagian dari pembatasan pergerakan paling ketat untuk mengekang penyebaran virus corona tipe baru atau Covid-19 yang mulai bangkit kembali.

Melbourne sebagai kota terbesar kedua di Australia, sudah berada di bawah kebijakan lockdown atau karantina wilayah selama enam pekan. Hingga kini jumlah infeksi masih terus meningkat.

Baca Juga

Pada Ahad, Victoria yang merupakan negara bagian terpadat kedua di negeri Kanguru itu melaporkan 671 infeksi baru dari virus corona. Sementara, tercatat tujuh kematian akibat Covid-19.

Para pejabat mengatakan, banyaknya transmisi masyarakat dan kasus-kasus yang tidak diketahui asalnya telah memaksa pembatasan baru, yang akan diberlakukan selama enam pekan di seluruh negara bagian Victoria. "Aturan saat ini telah menghindari ribuan kasus setiap hari, dan kemudian ribuan orang di rumah sakit dan lebih banyak tragedi daripada yang kita lihat. Tapi itu tidak bekerja cukup cepat," ujar Perdana Menteri Victoria Daniel Andrews.