REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Sudah sejak sepekan lalu, kapal tongkang yang penuh dengan muatan Batubara terdampar di Pantai Kemiren Kelurahan Tegal Kamulyan Kecamatan Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap. Hingga Ahad (2/8), upaya evakuasi kapal tersebut belum dapat dilakukan mengingat posisi kapal yang kandas sangat dalam dan kondisi gelombang laut yang masih tidak menentu.
''Kita masih koordinasi dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Cilacap untuk evakuasi kapal,'' jelas Kasatpolair Polresta Cilacap, AKP Huda Syafei.
Saat ini, kondisi kapal yang masih dipenuhi muatan batubara hitam tersebut, masih teronggok di lokasi. Bahkan posisi kapal sudah mulai miring, sehingga muatan batubaranya tumpah ke laut.
Menurut Aminudin, awak kapal yang bertugas mengawasi kondisi kapal, kapal tongkang tersebut mengangkut batubara sebanyak 11.000 ton dari Kalimantan. Kapal tongkang berangkat dari Kalimantan pada 9 Juli 2020 dengan ditarik kapal Tug Boat Voyager 6 dengan tujuan dermaga PLTU Karangkandri Cilacap.
Kapal tersebut, sebenarnya sudah tiba di perairan Cilacap pada 24 Juli 2020 dan siap masuk ke dermaga PLTU Karangkandri Cilacap. Namun kondisi gelombang laut yang tinggi, menyebabkan kapal tidak bisa merapat sehingga hanya running di sekitar perairan Cilacap.
Pada 26 Juli 2020, kapal yang sudah terlalu lama di laut, memutuskan untuk mencoba merapat ke dermaga PLTU. Namun kondisi gelombang tinggi menyulitkan kapal tongkang merapat, bahkan kemudian terdampar dan kandas di Pantai Kemiren.
Upaya untuk menahan gelombang laut sulit dilakukan, bahkan kapal tug boat yang menarik kapal tongkang, akhirnya juga ikut kandas. AKP Huda Syafei menyatakan, saat kapal tongkang terseret gelombang tinggi ke pantai, kapten kapal Tug Boat sebenarnya sudah berupaya menarik kembali kapal tongkang ke tengah laut. ''Namun upaya itu sulit dilakukan, karena gelombang sangat tinggi dan angin bertiup kencang,'' katanya.
Seluruh awaknya yang berjumlah 11 orang, saat ini dalam kondisi selamat. Semuanya sudah dievakuasi ke darat. Namun kondisi kapal, kemungkinan sudah mengalami kerusakan sehingga air laut sudah masuk ke lambung kapal.
''Ini yang menyebabkan upaya evakuasi kapal semakin sulit dilakukan,'' katanya.