REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah secara signifikan berdampak pada operasi PT Matahari Department Store Tbk pada kuartal kedua tahun ini. Akibatnya, perusahaan grup Lippo ini mengalami penurunan penjualan yang cukup tajam.
Melalui siaran pers, perseroan melaporkan penjualan kotor pada semester pertama 2020 turun sebesar 62,7 persen menjadi Rp 3.933 miliar. Sedangkan pendapatan bersih turun 62,1 persen menjadi Rp 2.253 miliar.
"Capaian tersebut jauh lebih rendah dari semester pertama tahun lalu," kata CEO dan Wakil Presiden Direktur Matahari Terry O'Connor dalam keterangan pers tertulis, Senin (3/8).
Sebagai tindak lanjut, perseroan mengambil langkah pengurangan biaya secara menyeluruh, termasuk upaya untuk memperoleh keringanan sewa. Dengan upaya ini, perseroan mampu menekanan pengeluaran operasional sebesar 53,8 persen pada kuartal kedua.
Di sisi lain, Matahari tetap mengalami kerugian bersih di semester pertama sebesar Rp 358 miliar. Pada saat yang sama, Perusahaan meningkatkan pinjaman menjadi Rp 2.067 miliar sebagai dukungan untuk pembayaran kepada pemasok.
Meskipun menghadapi tantangan Covid-19, Matahari memutuskan untuk meneruskan rencana pembukaan sejumlah gerainya yang sebelumnya tertunda. Perseroan juga membuka tiga toko baru dengan luas masing-masing sekitar 6.000-7.000 meter persegi.
Satu gerai dibuka di Palembang pada kuartal kedua, dan dua gerai lainnya dibuka di Depok dan Tangerang pada bulan Juli. Sehingga total gerai Matahari kini menjadi berjumlah 154 gerai yang beroperasi di 76 kota.
Menurut Terry, ketiga gerai baru ini menunjukkan kinerja penjualan yang menjanjikan selama awal perdagangannya.
Sementara itu, sepanjang 2020 Matahari telah menutup sebanyak enam gerai format besar yang dinilai memiliki kinerja buruk. Dengan penambahan gerai baru, Matahari menargetkan dapat mengakhiri tahun ini dengan portofolio sekitar 150 gerai format besar yang menguntungkan.