REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN - Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie mengatakan pembangunan jalan di wilayah perbatasan Malaysia - Indonesia di Kaltara terus dilakukan, meski terkendala adanya pandemi Covid-19.
"Hanya saja, alokasi anggarannya memang berkurang. Hal ini dikarenakan sebagian besar anggaran pemerintah, baik pusat maupun daerah direalokasi untuk pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19 ini," kata Irianto, Senin (3/8).
Pembangunan infrastruktur jalan, termasuk yang ke wilayah perbatasan, bertujuan mempercepat pemerataan ekonomi, dan memudahkan mobilitas masyarakat. Selain itu, dapat membuka akses warga untuk memperoleh kebutuhan pokok dengan lebih muda dan murah. Dengan begitu, tercipta jalur logistik yang dapat memicu pusat pertumbuhan di kawasan perbatasan.
Pembangunan jalan perbatasan di Kaltara, dibagi atas dua ruas ruas yakni ruas paralel perbatasan Long Boh hingga Malinau dengan total panjang jalan 614,55 kilometer, dan ruas akses perbatasan Malinau hingga Long Midang sampai Mensalong-Tau Lumbis dengan total panjang 359 kilometer.
Kondisi terakhir, dilaporkan oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional XII, Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Perbatasan Kaltara Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian PUPR, pembangunan jalan di perbatasan Kaltara menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan.
Untuk jalan paralel perbatasan sepanjang 614,55 kilometer, sudah terbuka jalan sepanjang 557,55 kilometer. Atau tinggal menyisakan sekira 57 kilometer.
Sedangkan untuk kondisi akses jalan perbatasan. Yakni akses jalan perbatasan Malinau-Long Midang, dari total panjang ruas 203,30 kilometer telah teraspal 42,74 kilometer. 160,56 kilometer jalan eksisting berupa tanah, dan relokasi sepanjang 102,47 kilometer.
Sementara akses jalan perbatasan Mensalong-Tau Lumbis, dari total panjang ruas 155,70 telah teraspal 4,00 kilometer. 124,65 kilometer jalan eksisting berupa tanah, dan jalan yang belum tembus atau kondisi hutan sepanjang 27,05 kilometer.