Senin 03 Aug 2020 22:15 WIB

Ilmuwan: Parasit Lakukan Peran Ekologis Signifikan

Ilmuwan meminta manusia untuk tidak melupakan kelompok parasit.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Nora Azizah
Ilmuwan meminta manusia untuk tidak melupakan satu kelompok, yakni parasit (Foto: ilustrasi parasit)
Foto: ABC
Ilmuwan meminta manusia untuk tidak melupakan satu kelompok, yakni parasit (Foto: ilustrasi parasit)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ada banyak hewan memerlukan bantuan konservasi, misalnya panda, koala, paus atau gurita. Tetapi tim ilmuwan meminta manusia untuk tidak melupakan satu kelompok, yakni parasit.

Tim mengatakan parasit melakukan peran ekologis yang sangat signifikan. Parasit mempengaruhi kelangsungan hidup dan reproduksi banyak spesies inang, serta membentuk mata rantai vital di seluruh rantai makanan.

Baca Juga

“Parasit adalah kelompok spesies yang sangat beragam, tetapi sebagai masyarakat, kami tidak mengakui keanekaragaman hayati ini sebagai sesuatu yang berharga,” kata ahli ekologi Chelsea Wood dari University of Washington, seperti yang dilansir dari Science Alert, Senin (3/8).

“Maksud dari makalah ini adalah untuk menekankan kita kehilangan parasit dan fungsi mereka tanpa menyadarinya,” ujarnya lagi.

Makalah ini adalah bagian dari seluruh edisi jurnal Biological Conservation yang ditujukan untuk konservasi parasit. Ada sebuah artikel tentang bagaimana upaya untuk menyelamatkan spesies inang parasit masih terbilang mengancam parasit, karena perbedaan dalam penangkaran dan bagaimana manusia menilai status konservasi parasit.

Fokus makalah tim Wood adalah pada bagaimana membuat rencana konservasi parasit global. Kelompok kerja mereka mengidentifikasi 12 tujuan untuk dekade berikutnya yang dapat memajukan konservasi keanekaragaman hayati parasit melalui campuran ambisi penelitian, advokasi dan manajemen.

Seperti yang dijelaskan tim, hewan yang lucu atau karimastik mendapatkan sebagian besar dana ketika datang ke konservasi dan mereka hanya mengidentifikasi sekitar 10 persen dari parasit. Hal itu adalah masalah.

Seorang ahli biologi di Universitas Georgetown, co lead-author Colin Carlson mengatakan jika spesies tidak memiliki nama, tim tidak bisa menyelamatkan mereka.

“Kami telah menerimanya selama beberapa dekade tentang sebagian besar hewan dan tumbuhan, tetapi para ilmuwan hanya menemukan sebagian kecil dari semua parasit di planet ini,” kata Carlson.

Tim peneliti dari AS, Spanyol dan Australia telah mengidentifikasi 12 tujuan untuk dekade berikutnya yang membantu menjaga parasit tetap ada untuk generasi yang akan datang. Dalam semangat tantangan itu, tim mengusulkan tujuan akhir yakni mendeskripsikan setengah dari keanekaragaman parasit di Bumi.

Sebagai catatan, tim tidak berfokus pada parasit hewan pada manusia atau hewan peliharaan. Tetapi itu tidak berarti para peneliti tidak mengharapkan reaksi, terutama dari sudut biologi parasit.

Menggambarkan 50 persen keanekaragaman hayati parasit sepenuhnya, seperti semua tujuan lain yang diidentifikasi di sini, dapat dianggap terlalu ambisius dan prioritas terlalu rendah mengingat banyak sektor di mana sumber daya untuk memerangi perubahan global biologi sudah jarang.

“Perubahan iklim, penyakit yang muncul dan kepunahan massal sudah merupakan krisis monumental yang sangat membutuhkan lebih banyak personel dan pendanaan. Namun, kami percaya semua bukti ilmiah yang ada menunjukkan mengabaikan dunia parasit yang tersembunyi akan menghasilkan hasil yang tak terduga, yang lebih buruk,” tulis tim.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement