Senin 03 Aug 2020 23:08 WIB

Kurangi Konsumsi Beras dan Terigu, Apa Pangan Alternatifnya?

Warga Samarinda didorong konsumsi pangan lokal minimal satu hari dalam sebulan.

Red: Reiny Dwinanda
Singkong kupas (Ilustrasi). Pangan lokal dari singkong, jagung, ubi, dan pisang bisa dijadikan alternatif beras dan tepung gandum.
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Singkong kupas (Ilustrasi). Pangan lokal dari singkong, jagung, ubi, dan pisang bisa dijadikan alternatif beras dan tepung gandum.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur mencanangkan diversifikasi atau penganekaragaman konsumsi pangan melalui Gerakan Konsumsi Pangan Lokal. Hal itu digulirkan guna mengurangi ketergantungan konsumsi pangan masyarakat pada komoditi beras dan terigu.

Plt Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikuktura (TPH) Kaltim Dadang Sudarya mengatakan bahwa Kaltim memiliki pangan lokal yang bisa dijadikan pangan alternatif untuk konsumsi masyarakat. Pangan lokal itu dapat menjadi pengganti beras dan terigu.

Baca Juga

"Diupayakan bisa mengonsumsi menu non beras dan terigu minimal satu hari dalam satu bulan," kata Dadang saat Sarapan Sehat Pangan Lokal dalam rangka peluncuran Gerakan Diversifikasi Pangan dan Konsumsi Pangan Lokal Non Beras dan Terigu di Aula Dinas Pangan TPH Samarinda, Senin.

Gerakan diversifikasi pangan sesuai surat Mentan RI tentang imbauan untuk konsumsi pangan lokal ditindaklanjuti surat Gubernur Kaltim tertanggal 15 Juli 2020, diimbau masyarakat menggunakan menu/pangan lokal non beras produksi dalam negeri dan buah-buahan lokal Indonesia dalam rapat/pertemuan yang diselenggarakan di lingkungan pemerintah daerah. "Indah dan Bahagia Dengan Pangan Lokal" menjadi slogan diversifikasi pangan tahun 2020 yang digaungkan Menteri Pertanian, menurut Dadang.