Selasa 04 Aug 2020 04:30 WIB

Lora yang Berutang Demi Kuota Internet Anak

Bripka Sebastian dan kawan-kawan membantu Lora dengan memberikan HP.

Red: Teguh Firmansyah
Belajar daring (ilustrasi).
Foto: Antara/Adeng Bustami
Belajar daring (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Lora Tapatap Selly (52) seorang ibu rumah tangga yang sendiri membesarkan lima anaknya menangis tersedu-sedu ketika menceritakan kisah dan perjuangannya agar tiga dari lima orang anaknya tetap sekolah di tengah pandemi Covid-19. Ia harus bisa memastikan anaknya tetap belajar dengan sistem daring atau online.

Padahal kehidupan Lora sangat memprihatinkan karena tinggal di sebuah rumah kecil yang dibangun berkat bantuan dari sumbangan orang-orang gereja di daerah itu. Setelah suaminya meninggal pada tahun 2011 karena sakit, ia berusaha menafkahi lima orang anaknya dan tetap menabung sedikit untuk sekolah anaknya dengan cara tetap membuka lapak kecil di Pelabuhan Tenau Kupang dan berjualan makanan ringan, air mineral dan lainnya.

Baca Juga

Terkadang dua orang anaknya yang sudah tamat SMA, sering membantunya untuk berjualan di pelabuhan itu jika adik-adiknya sudah kembali dari sekolah. Lora mengaku dalam sehari ia hanya mampu mendapatkan keuntungan sebesar Rp50 ribu-Rp100 ribu. Namun, apa yang diperolehnya itu tergantung pada ramainya pembeli di lokasi pelabuhan itu, yakni jika ada kapal penumpang yang masuk.

Ia bersyukur karena saat ini dari lima orang anak-anaknya itu, dua diantaranya sudah menyelesaikan sekolahnya di bangku SMA sebelum adanya pandemi Covid-19 ini. Sementara tiga lainnya masih di bangku sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan satu lagi di sekolah menengah atas (SMA).