REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah Azza wa Jalla berada di atas langit, sedangkan hambanya berada di bumi. Bagaimana mengetahui tanda kemarahan dan keridhaan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala?
Dikutip dari buku Ad-Daa wad Dawaa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, disebutkan oleh Imam Ahmad dalam kitabnya az-Zuhd dan ulama yang lain dari Qatadah, dia mengatakan Nabi Musa pernah berkata, "Wahai Rabbku, Engkau berada di atas langit, sedangkan kami di bumi. Maka apakah tanda kemarahan dan keridhaan-Mu?" Allah menjawab, "Jika Aku menyerahkan urusan kalian kepada orang-orang yang baik di antara kalian, maka itulah sebagian tanda keridhaan-Ku terhadap kalian. Dan apabila aku menyerahkan urusan kalian kepada orang-orang jahat yang ada di antara kalian, maka itulah tanda kemurkaan-Ku terhadap kalian".
Disebutkan dalam Marasil al-Hasan, "Jika Allah menghendaki kebaikan bagi suatu kaum, niscaya Dia menyerahkan urusan mereka kepada orang-orang yang lemah lembut, serta menjadikan fai (harta yang diperoleh dari kaum kafir tanpa melalui pertempuran) mereka berada di tangan orang-orang yang murah hati dari kalangan mereka. Begitu pula, jika Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum, pasti Dia menyerahkan urusan mereka kepada orang-orang bodoh, serta menjadikan harta fai mereka berada di tangan orang-orang yang kikir dari kalangan mereka".
Disebutkan oleh Ibnu Abid Dun-ya, dari Fudhail bin Iyadh, ia berkata, "Allah mewahyukan kepada sebagian Nabi, "Jika orang yang mengenal-Ku berbuat maksiat kepada-Ku, niscaya Aku akan menjadikan orang yang tidak mengenal-Ku sebagai penguasanya".
Ibnu Abid Dun-ya juga menyebutkan, dari Ibnu Umar, beliau menyandarkan hadits ini kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak akan datang hari Kiamat hingga Allah mengutus para penguasa yang pendusta, para menteri yang durhaka, para penolong yang berkhianat, para cendekiawan yang zalim, serta para qari yang fasik.
Tanda-tanda mereka seperti tanda-tanda para rahib, hati-hati mereka lebih kotor dari bangkai, dan hawa nafsu mereka beraneka ragam. Allah membuka fitnah yang membinasakan dan gelap gulita untuk mereka hingga mereka terjerumus ke dalamnya. Demi yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya simpul Islam akan terurai simpul demi simpul, hingga tiada lagi yang mengucapkan, 'Allah, Allah'.
Hendaklah kalian benar-benar menyuruh untuk berbuat kebaikan dan mencegah dari kemunkaran atau Allah akan menjadikan orang yang jahat di antara kalian sebagai penguasa kalian, hingga mereka membuat kalian merasakan siksa yang buruk. Lantas orang-orang yang baik di antara kalian berdoa, tetapi tidak dikabulkan.
Demi Allah, hendaklah kalian benar-benar menyuruh berbuat baik dan mencegah dari kemunkaran, atau Allah benar-benar akan mengutus atas kalian orang-orang yang tidak mempunyai belas kasihan kepada yang kecil, dan tidak menghormati yang besar di antara kalian".