Selasa 04 Aug 2020 07:39 WIB

Warga Palestina Rayakan Qurban dari Indonesia

Warga Myanmar dan Uganda juga merayakan penyembelihan qurban dari Indonesia.

Warga Uganda rayakan penyembelihan hewan kurban yang datang dari Indonesia sebagai bagian dari program Kurban 4 Negara yang diinisiasi International Networking for Humanitarian (INH).
Foto: dokpri
Warga Uganda rayakan penyembelihan hewan kurban yang datang dari Indonesia sebagai bagian dari program Kurban 4 Negara yang diinisiasi International Networking for Humanitarian (INH).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan warga dari Palestina, Myanmar, dan Uganda ikut merayakan penyembelihan qurban yang datang dari Indonesia sebagai bagian dari program Qurban 4 Negara yang diinisiasi International Networking for Humanitarian (INH).

Hampir 2.000 warga dari 4 negara telah merasakan manfaat dari program ini. contohnya di Palestina, tim INH melakukan secara langsung proses penyembelihan hewan qurban selama hari raya dan hari tasyrik berturut-turut, sebelum hasilnya diantarkan secara langsung satu-persatu kepada para dhuafa di Jalur Gaza.

Salah satu penerima manfaat, Hasan Tafis, mengungkapkan apresiasi kepada masyarakat Indonesia yang terus memperhatikan nasib rakyat Palestina dari waktu ke waktu. "Semoga Allah membalas amal ibadah kalian semua," katanya saat menerima bantuan daging qurban di rumahnya.

Sementara di Mwema, Uganda, penyembelihan hari raya tidak dilanjutkan karena turunnya hujan deras sepanjang hari sehingga menyebabkan sulitnya proses penyembelihan, sehingga harus dilakukan pada hari tasyrik secara berturut-turut.

"Kami hanya bisa menyembelih satu ekor sapi dan domba pada hari raya, sisanya dilakukan di hari tasyrik semua," kata ketua panitia penyembelihan qurban INH Ibrahim di dusun Mwema.

Menurutnya, hingga hari terakhir tasyrik dilakukan, penerima manfaat di Uganda mencapai 800 orang.  

Berbeda dengan komunitas Muslim di pedalaman Sitwe, Myanmar, masyarakat harus melakukan penyembelihan hewan qurban dengan sangat hati-hati. Bukan karena mereka hidup sebagai komunitas, namun Muslim di kamp Sitwe merupakan wilayah yang kerap terjadi konflik selama ini.

"Sampai hari ketiga tasyrik, penerima manfaat dari qurban di Sitwe berjumlah kurang lebih 200 orang," ujar Maulana salah satu kordinator penyembelihan qurban di wilayah tersebut.

Bersamaan dengan itu, ketua INH Lukmanul Hakim mengungkapkan berbagai upaya telah dilakukan agar bantuan kemanusiaan untuk luar Indonesia bisa sampai kepada yang benar-benar membutuhkan.

Dia juga berharap tahun depan bisa memperluas program qurban untuk wilayah yang membutuhkan seperti Suriah dan negara minoritas Muslim lainnya.  Namun hal itu tentu tidak mudah karena masing-masing dari mereka memiliki tantangan yang berbeda-beda. 

Oleh karena itu, Lukman mengucapkan rasa syukur dan apresiasi kepada para warga yang telah ikut perduli dalam program ini, dan mengharapkan dukungan terus untuk membantu Muslim di luar sana yang kondisinya tidak sama dengan di dalam negeri.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement