Rabu 05 Aug 2020 18:32 WIB

Ingat Remaja Tangerang Peretas NASA? Dia Dikeroyok Orang

Bocah peretas situs NASA itu harus menjalani operasi tempurung kepala yang retak.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Agus Yulianto
Ilustrasi kekerasan.
Ilustrasi kekerasan.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG — Remaja berusia 15 tahun asal Tangerang, Provinsi Banten yang pernah meretas situs National Aeronautics and Space Administration (NASA), kini terbaring di rumah sakit. Dia diduga menjadi korban pengeroyokan oleh orang tak dikenal hingga mengalami luka parah di bagian kepala.

Informasi yang diketahui, aksi kekerasan yang dialami bocah peretas situs NASA tersebut menyebabkan retak di bagian kepala dan harus diangkat agar peredaran darah di bagian kepala tidak tersumbat. Dia harus menjalani operasi tempurung kepala agar lukanya tak menimbulkan efek jangka panjang.

Sebelumnya, ia sempat menjalani perawatan selama satu minggu di salah satu rumah sakit di Kota Tangerang. Karena ketiadaan alat, kini ia telah dipindahkan ke Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON), Cawang, Jakarta Timur untuk menjalani perawatan intensif dan operasi.

Remaja berusia 15 tahun itu bernama Putra Aji Adhari yang pernah membuat geger masyarakat setelah meretas situs NASA dua tahun lalu. Tak tanggung-tanggung, ia juga pernah meretas ratusan website yang ia temukan di kala melancarkan aksinya.

Awal mulanya dia hanya tertarik mendalami pemograman karena beberapa tokoh idolanya sukses dengan hal tersebut. Dia menyebutkan, tokoh seperti Bill Gates pendiri perusahaan perangkat lunak microsoft hingga Mark Zuckerberg pendiri aplikasi jejaring sosial Facebook.

Meski Putra bukan berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang dunia informatika. Namun dia memang sangat alhi di bidang teknologi komputerisasi. Ia pun mempelajari serangkaian teknologi tersebut secara otodidak. 

Berawal dari kecintaan terhadap ilmu pemograman, kini dalam waktu tiga menit, putra berhasil meretas salah satu sistem keamanan milik pemerintah.

Dengan memiliki bakat tersebut, dia tak serta merta menyalahgunakan data sesuka hati. Namun, dia lebih memilih untuk menjadi ‘bug hunter’ atau kegiatan untuk menemukan kerentanan dalam perangkat lunak, situs web, dan aplikasi web lalu.

Kesehariannya pun setelah pulang sekolah, selalu sibuk dihadapan komputer yang ada dirumah. Dia mendapat banyak proyek semenjak berhasil meretas situs NASA pada waktu lalu. Bahkan, beberapa perusahaan besar meminta bantuan untuk memeriksan keamanan.

Namun kini, keluarga mendapat kabar Putra dalam kondisi kritis setelah dikeroyok kelompok remaja tidak dikenal pada Rabu (22/7) pagi pukul 05.00 WIB di Jalan HOS Cokroaminoto, Ciledug, Tangerang. Sang ayah Darso mengaku, belum mengetahui persis insiden yang membuat anaknya ini mengalami luka parah disekujur tubuh.

“Malam itu Putra pamit ke ibunya untuk membuat sebuah karya video bersama kedua rekannya. Tapi waktu paginya temannya Putra bilang kalau anak saya ada di rumah sakit,” kata Darso dalam keterangan yang diterima, Selasa (4/8).

Saat dirinya mengetahui anak jeniusnya menjadi korban pengeroyokan orang tidak dikenal, tak berselang lama ia bergegas menuju kantor polisi untuk melaporkan kejadian tersebut. Ia kemudian membuat laporan dan meminta petugas segera menangkap para pelaku yang melakukan pengeroyokan terhadap putra.

“Kata polisi satu orang pelaku sudah berhasil diamankan," ucap Darso.

Kini Putra masih terbaring lemah dan kritis di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Cawang, Jakarta Timur. Sudah 10 hari lebih Putra mendapat perawatan intensif di rumah sakit, namun belum ada kemajuan berarti.

"Kondisinya sama seperti waktu di rawat di RS Sari Asih, Tangerang. Sekarang di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Cawang, juga masih belum bisa ngapa-ngapain," jelas Darso.

Untuk biaya pengobatan, Darso mengaku sangat membutuhkan uluran tangan para dermawan untuk membiayai Putra selama menjalani perawatan medis. Informasi yang diketahui biaya operasi tempurung kepala membutuhkan biaya sekitar 200 juta.

"Saya berharapnya ada yang bantu membiayai perawatan medis. Karena memang tidak murah," jelas Darso.

Kapolsek Ciledug Kompol Ali Yusron memastikan, penganiayaan terhadap Putra Aji Adhari, bukan karena pekerjaannya sebagai tenaga Teknologi Informasi (TI). Menurutnya tak ada hubungan dengan retas meretas yang pernah Putra lakukan terhadap situs NASA atau bahkan ratusan website lain.

"Tidak ada hubungannya dengan retas meretas, tapi motif masih didalami oleh petugas kami," jelas Ali.

Dirinya pun menerangkan jika penganiayaan diduga karena aksi tawuran antarremaja. Belum diketahui apakah korban terlibat atau tidak, namun berujung pada penganiayaan berat yang mengakibatkan Putra kritis di rumah sakit.

"Itu kan korban anak muda, pelaku yang sudah diamankan satu orang juga sama. Jadi kenakalan biasa. Anak-anak suka tawuran itu," ungkap Ali.

Polisi yang masih mendalami kasus dugaan penganiayaan tersebut mengaku mengalami kesulitan untuk mendapat keterangan pasti, sebab korban masih dalam kondisi kritis. Sehingga belum bisa dimintai keterangan lebih lanjut.

"Kita akan tunggu sampai korban pulih dan bisa dimintai keterangan dan informasi lebih lanjut," katanya.

Pihak kepolisian yang kini tengah mendalami kasus tersebut, telah mengamankan satu orang pelaku pengeroyokan terhadap Putra. Terkait pelaku yang lain aparat kepolisian masih terus lakukan upaya pencarian dan pelaku telah masuk Daftar Pencarian Orang (DPO).

“Untuk pelaku yang lain, masih dalam proses pencarian,” ujar Ali.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement