REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan dunia menghadapi "bencana generasi" karena penutupan sekolah di tengah pandemi virus corona. Menurutnya pembukaan kembali sekolah dengan tetap menjalankan protokol kesehatan harus menjadi prioritas utama.
Guterres mengatakan pada pertengahan Juli sekitar 160 negara telah menutup sekolah dan mempengaruhi lebih dari 1 miliar siswa. Sementara 40 juta anak-anak lainnya telah putus sekolah.
"Sekarang kita menghadapi bencana generasi yang dapat menyia-nyiakan potensi manusia, melemahkan kemajuan selama beberapa dekade, dan memperburuk ketidaksetaraan yang mengakar," kata Gutteres.
Gutteres meluncurkan kampanye Save our Future. PBB merekomendasikan pembukaan kembali sekolah harus menjadi prioritas utama, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona. Rekomendasi PBB ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk kembali membuka sekolah pada musim gugur.
“Setelah transmisi Covid-19 lokal terkendali, membuat siswa kembali ke sekolah dan lembaga pembelajaran seaman mungkin harus menjadi prioritas utama,” kata Gutteres.
Pemerintah AS bersikukuh untuk membuka kembali sekolah meski mendapatkan kritik dan protes dari ribuan guru. Mereka menilai kebijakan pembukaan kembali sekolah tidak tepat karena kasus infeksi virus corona di AS masih melonjak tajam.
Sebelumnya, Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) akan mengeluarkan pedoman baru tentang pembukaan kembali sekolah. Pedoman CDC menyarankan siswa dan staf sekolah memakai masker.
CDC juga menyarankan sekolah harus membuat jadwal masuk siswa dan pengaturan tempat duduk untuk menjaga jarak. Sekolah juga diminta menutup ruang-ruang yang biasanya dipakai siswa untuk berkumpul, misalnya kantin.