REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Raja Thailand Vajiralongkorn memiliki serangkaian latar belakang militer sebelum naik takhta pada 2019. Namun selepas dari kehidupan yang tidak tersorot di luar negeri ketika belajar, kehidupannya penuh kontroversi seputar perempuan, ketimbang terlibat dalam tugas.
Bahkan ibu Raja Vajiralongkorn, Ratu Sirikit, pada 1981 menyinggung masalah kebiasaan anaknya tersebut. Dia menggambarkan putranya "sedikit seperti Don Juan" dan dia lebih suka menghabiskan akhir pekannya dengan perempuan-perempuan cantik daripada melakukan tugas-tugas.
Pada 1977, Vajiralongkorn menikahi sepupunya, Puteri Soamsawali dan mereka memiliki anak pertama Puteri Bajarakitiyabha pada Desember 1978. Namun, saat itu dia justru terlibat skandal dengan seorang aktris muda, Yuvadhida, dan memiliki lima anak dari tahun 1979 hingga 1987. Baru pada 1994 dia menikahi Yuvadhida dan dua tahun berikutnya menceraikannya dan tidak mengakui keempat putranya yang belajar di Inggris.
Dikutip dari BBC, Vajiralong menikahi lagi ketiga kalinya dengan Srirasmi tahun 2001 dan memiliki seorang putra lainnya, Pangeran Dipangkorn, tahun 2005. Namun pada 2014, Srirasmi kehilangan gelar kerajaannya dan sembilan kerabatnya, termasuk orang tuanya, ditangkap.
Peristiwa ini terjadi karena Vajiralong menggunakan pasal lese majeste dengan tuduhan bahwa mereka telah menyalahgunakan koneksi dengan Putra Mahkota. Pasal ini melindungi anggota senior keluarga kerajaan Thailand dari hinaan atau ancaman.
Selama bertahun-tahun Vajiralong terlihat terlihat menjalani hubungan dengan mantan pramugari Thai Airways, Vajiralongkorn Na Ayudhya. Dia menjabat sebagai perwira Penjaga Rumah Tangga Kerajaan, dengan pangkat Letnan Jenderal.
Sebelum penobatan sebagai raja pada Mei 2019, Vajiralong menikahi Suthid dan memberikan gelar ratu. Dua bulan kemudian, Raja menganugerahkan gelar Royal Noble Consort kepada Sineenat Wongvajirapakdi, seorang mantan perawat tentara yang diyakini sebagai pacar lamanya. Dia adalah orang pertama yang secara resmi diberikan peran itu sejak 1921.
Dikutip dari Insider, ketegangan antara Wongvajirapakdi dan Ratu Suthida terungkap pada Oktober, ketika raja menuduh Wongvajirapakdi berkomplot melawan ratu. Pihak kerajaan menyatakan, Wongvajirapakdi menginginkan gelar ratu dan mencoba menghentikan raja menikahi Suthida.
Raja berusaha meredakan ketegangan antara kedua wanita itu dengan memberi Wongvajirapakdi gelar permaisuri. Akan tetapi gelar tersebut dinilai tidak cukup dan membuat raja mengumumkan telah menanggalkan semua gelar kerajaan dan militer karena ketidaksetiaan pada Oktober.
Selain polemik masalah perempuan, Raja Vajiralong ketika itu masih sebagai Putra Mahkota sempat dituduh memiliki hubungan dengan kejahatan. Dalam pertemuan yang jarang terjadi dengan wartawan Thailand pada 1992, dia menyangkal rumor terlibat dengan tokoh-tokoh seperti mafia dan bisnis bawah tanah.
Di masa lalu ada desas-desus tentang hubungan bisnis antara Vajiralong dan mantan Perdana Menteri, Thaksin Shinawatra. Dia adalah sosok taipan telekomunikasi yang partainya telah memenangkan setiap pemilihan sejak tahun 2001 dan dipandang sebagai ancaman oleh banyak elite royalis konservatif.
Tapi setelah kudeta pada 2014 yang menggulingkan pemerintahan adik rekannya, Thaksin Yingluck, petinggi militer memilih menjalin hubungan akrab dengan Putra Mahkota. Militer mencoba menarik anggota keluarga kerajaan itu agar bisa menjaga kekuatan militer mengendalikan negara.